Bekal Travel Bubble Kepri Meyakinkan, Tapi Siapa Jamin Singapura?
angkaberita.id - Kunci jadi tidaknya travel bubble Kepri di tangan Singapura, meskipun terdengar klaim pemberlakukan per Oktober mendatang. Terbukti, Kepala Dispar Kepri Buralimar memilih menahan diri menyebut jadwal pemberlakuan. Selain kewenangan pusat, Buralimar agaknya tak ingin meleset seperti janji-janji sebelumnya.
Padahal, untuk sebagian, sinyal ke situ terang benderang. Pertama, Satgas COVID-19 mengecualikan keharusan karantina mandiri bagi WNA masuk melalui skema Travel Corridor Arrangement. Kedua, Batam ditetapkan pemerintah melalui Kemenhub menjadi satu dari empat pintu masuk resmi ke Tanah Air selama pandemi COVID-19.
Terbaru, sekaligus ketiga, KemenkumHAM dikabarkan telah menerbitkan Permenkum berisi ketentuan pemberian visa dan izin tinggal bagi WNA, meskipun bersifat visa kedatangan (visa on arrival (VOA). "Kita harapkan demikian," kata Buralimar, Jumat (17/9/2021), per WA ketika dikonfirmasi kepastian travel bubble Kepri per Oktober. Dia juga mengaku belum tahu kabar KemenkumHAM menerbitkan aturan terbaru keimigrasian itu.
Seperti diketahui, pemerintah tengah berunding dengan Singapura membahas travel bubble di tiga destinasi wisata dengan skema meniru Phuket Sandbox di Thailand, yakni kebijakan pembukaan destinasi wisata kepada wisman secara terbatas dan terlokalisir. Tahap awal, disebut-sebut, pemerintah menguji coba di destinasi wisata "Triple B", yakni Bali, Batam dan Bintan.
Nah, mengantisipasi risiko COVID-19 tak terduga, pemerintah dikabarkan menguji cobanya secara terbatas lagi, yakni Bali di Sanur, Ubud dan Nusa Dua. Bintan di Lagoi, dan Batam di Nongsa Sensation. Kabar terakhir, Kepri khususnya Lagoi dimatangkan persiapannya. Sebab, Bali angka kematian akibat COVID-19 masih tinggi.
Sedangkan Kepri, berdasarkan indikasi epidemiologis, terbilang dalam kendali. Meski demikian, pemerintah disebut mematangkan di Lagoi, bahkan telah disiapkan skenario pengawasan agar tak keluyuran keluar Lagoi. Hanya saja, kini Singapura tengah kelimpungan membendung ledakan klaster baru COVID-19 di sana.
Bahkan, tangan kanan PM Singapura Lee Hsien Loong sampai mengiba ke warga agar membantu pemerintah membendung gempuran baru COVID-19. Kondisi itu, untuk sebagian, diyakini bakal menjadi pertimbangan Singapura memastikan rencana travel bubble. Singapura diyakini belajar dari travel bubble dengan Hongkong. Yakni, sehari buka langsung tutup lagi akibat ledakan kasus baru COVID-19.
Belum lagi, untuk sebagian, urusan keimigrasian termasuk ketentuan asas resiprokal. Kalaupun Batam memang menjadi pintu masuknya, juga harus jelas pintu pelabuhan dimaksud. Idealnya memang seluruh pelabuhan internasional di Kepri, namun putusan akhir di tangan Dirjen Imigrasi, seperti diperintahkan PermenkumHAM tadi.
Kabar baiknya, dengan situasi COVID-19 di Singapura sekarang, selain menaikkan level kepercayaan diri Kepri, juga menambah amunisi bekal pusat bernegosiasi dengan Singapura, sehingga travel bubble nantinya benar-benar menguntungkan kedua belah pihak, terutama alasan keselamatan publik.
(*)
UPDATE: Sebelumnya Tertulis Nongsa Point Marina, Seharusnya Nongsa Sensation