COVID-19: Positivity Rate Natuna Turun Drastis, Vaksinasi Pelajar Tersendat Izin Ortu!
angkaberita.id - Kendati berharap dapat menuntaskan vaksinasi pelajar usia 12-17 tahun akhir September, sehingga dapat memulai sekolah tatap muka per 1 Oktober 2021 sesuai keputusan Gubernur Ansar, Pemkab Natuna belum sepenuhnya mampu meyakinkan kalangan orangtua peserta didik di sana.
Terbukti, masih ada sejumlah orang tua belum merelakan anaknya ikut vaksinasi COVID-19. "Kendala masih ada orang tua tidak mengizinkan anaknya divaksinasi," ungkap Hikmat Aliansyah, Kepala Dinkes Natuna, Kamis (16/9/2021), per WA. Data terakhir, usia 12-17 tahun dosis pertama tervaksinasi 78,23 persen. Dosis kedua sebanyak 51,08 persen, dan akan bertambah hingga akhir bulan.
Meski tidak merinci, Hikmat mengungkapkan sasaran vaksinasi peserta didik jenjang SMP-SMA seperti diprioritaskan Gubernur Kepri, meskipun terdapat sejumlah pelajar SD telah berusia 12 tahun di Natuna. Kendati melebihi 70 persen, Pemkab memilih mengikuti keputusan sekolah tatap muka per Oktober.
"Untuk sekolah tatap muka, kemarin Pak Bupati (Wan Siswandi) sudah menyampaikan akan ikut provinsi," ujar Hikmat. Berdasarkan SKB 4 Menteri, daerah PPKM Level 1-3, termasuk Natuna, diperbolehkan membuka sekolah tatap muka. Syaratnya tenaga pendidik sudah divaksin. Tidak ada ketentuan peserta didik juga harus tervaksinasi.
Namun, kepala daerah di Kepri agaknya menyepakati konsensus, untuk sebagian, demi mengantisipasi munculnya klaster sekolah tatap muka, mensyarakatkan vaksinasi peserta didik dengan keharusan telah di atas 70 persen cakupan vaksinasinya. Kebijakan itu, seperti diakui Gubernur Ansar, sejalan dengan upaya mengejar herd immunity di Kepri.
Dengan kewenangan, sesuai ketentuan urusan wajib, Pemko/Pemkab bertaggung jawab mengelola jenjang PAUD-SMP, dan Pemprov SMA/SMK sederajat. Hikmat mengatakan, meski berwenang, Pemkab Natuna agaknya belum akan mengizinkan sekolah tatap muka jenjang SD. "Karena belum dapat izin dari Gubernur (Ansar)," kata Hikmat.
Gubernur Ansar juga dikabarkan menelepon tiga kepala daerah, termasuk Bupati Natuna akibat masih berisiko sedang, alias zonasi orange bersama Tanjungpinang dan Karimun. Hingga akhir bulan, ketiga daerah diminta mencari cara agar segera turun ke zonasi rendah, sehingga bersiap sekolah tatap muka.
Kabar baiknya, dalam beberapa hari terakhir, angka positivity rate di kabupaten tapal batas utara di Kepri, itu menunjukkan sinyal penurunan risiko penularan. Terakhir, per 13 September 2021, positivity rate sebesar 2,23 persen. Padahal dua pekan sebelumnya masih di angka 29 persen sekian.
Hikmat mengaku, untuk sebagian, penurunan berkat penggalakan operasi yustisi sekaligus Prokes Pemkab Natuna melibatkan TNI-Polri. Lantaran Prokes, kata Hikmat, saat testing dan tracing kontak kasus (closed contact) tidak terjadi lonjakan kasus baru. "Karena mereka mengikuti Prokes saat kontak dan sudah divaksinasi, sehingga hasil testing banyak negatif," papar Hikmat.
Data terakhir, vaksinasi pelajar usia 12-17 tahun di Kepri telah lebih dari 70 persen. Bahkan, Kepala Dinkes Kepri Mohamad Bisri mengklaim akhir September vaksinasi mereka tuntas. Konsentrasi peserta didik di Kepri sebagian besar di Batam. Data terakhir, jumlah peserta didik belum tervaksinasi sekitar 31 ribuan.
Dalam hitungan Kadinkes Batam, Didi Kusmarjadi menyatakan, jika stok vaksin melimpah, vaksinasi pelajar tuntas sebelum Oktober. "(Target vaksinasi) 4.000 sehari itu mudah," kata Didi, "Kita di Batam speed per hari (pernah) 8-10 ribu saat stok vaksin banyak," tegas dia, Selasa (14/9/2021), per WA. Meski demikian, Pemko Batam telah bersiap sekolah tatap muka pekan depan.
(*)