COVID-19: Bisnis Rumah Sakit, Pesaing Serius PAD Sektor Pariwisata Batam?
angkaberita.id - Meskipun Bambang Soesatyo, Waketum Golkar memuji ketangguhan sektor pariwisata di Batam selama pandemi COVID-19, dengan kontribusi tinggi ke PAD Batam. Namun, untuk sebagian, sektor kesehatan diyakini bakal menjadi pesaing baru lumbung PAD Batam. Benarkah?
Berdalih urusan wajib, Walikota Muhammad Rudi memastikan RAPBD Batam tahun 2022 akan mengalokasikan anggaran kesehatan sebesar 12 persen dari Rp 3,4 triliun usulan ke DPRD Batam. Pandemi COVID-19 agaknya memaksa Pemko tak ada pilihan lain dalam menata kebijakan APBD.
“APBD 2022 mengalami peningkatan sebesar Rp 485.415.309.055, atau naik 16 persen," kata Rudi, Walikota Batam, seperti dilansir Kabarbatam, Jumat (11/9/2021). Kabar baiknya, sektor kesehatan di Batam justru berpeluang menjadi lumbung baru PAD seiring prospek bisnis di sektor paling berdampak terhadap hajat hidup itu.
Dengan jumlah penduduk terbesar di Kepri, sektor kesehatan bakal menjadi ladang persaingan baru, semisal bisnis rumah sakit. Seperti dilakukan Sandiaga Uno, Menteri Pariwisata berkongsi dengan pengelola RS Awal Bros mengelola jaringan rumah sakit RS Primaya.
RS Awal Bros juga bukan pemain kaleng-kaleng di sektor rumah sakit. Bahkan, di Sumatera, boleh dibilang sanggup bersaing dengan pemain besar rumah sakit lainnya, semisal RS Siloam kelolaan Lippo Group. Bukti sahih sektor kesehatan masih menjanjikan, ialah tekad Rudi menjadikan Batam KEK kesehatan. Sekadar gambaran, kontribusi RSBP disebut-sebut signifikan ke kas BP Batam.
Dengan situasi pandemi belum berakhir, sektor kesehatan bakal terus menjadi "anak emas" pemerintah dalam pengalokasian APBN dan APBD. Terbukti, sebelum pandemi saja, Batam tercatat memiliki jumlah rumah sakit terbanyak di Kepri. Bahkan, sebagian besar dokter spesialis berpraktik di Batam. Terakhir, BURT DPR saat ke BP Batam bakal mengusahakan perhatian lebih ke Batam, terutama soal rumah sakit.
(*)