COVID-19: Hampir Dua Tahun Pandemi, Disdik Sibuk Ngurusi Anggaran Fisik!

ancaman learning loss, bagi sebagian kalangan pendidik, tak terlalu merisaukan. terbukti di bogor, dprd mengkritik dinas pendidikan setempat lantaran hampir dua tahun pandemi masih sibuk nganggarkan urusan fisik dibanding mencari terobosan pembelajaran efektif selama covid/foto net

COVID-19: Hampir Dua Tahun Pandemi, Disdik Sibuk Ngurusi Anggaran Fisik!

angkaberita.id – Pandemi COVID-19 agaknya belum mengubah “tabiat” anggaran pemerintahan, terutama di Dinas Pendidikan. Seperti kritik Ketua DPRD Kabupaten Bogor ke Dinas Pendidikan setempat. Katanya, Disdik masih saja memprioritaskan proyek pembangunan gedung, dibanding mencari terobosan pendidikan di tengah pandemi.

“Sudah hampir dua tahun pandemi, saya belum lihat adanya terobosan dari Disdik untuk membangun sebuah sistem pendidikan yang cocok diterapkan di tengah masa pandemi saat ini. Prioritasnya masih hanya sekitar proyek rehab kelas dan pelatihan-pelatihan,” kata Rudy Susmanto, Ketua DPRD Bogor, seperti dilansir merdeka, Senin (6/9/2021).

Kata Rudy, prioritas proyek fisik, pengadaan meubelair dan pelatihan-pelatihan itu, tertuang dalam rencana program disdik dalam Rancangan APBD 2022. Padahal, kata Rudy, pandemi sejak Maret 2020 hingga kini, belum bisa diprediski kapan akan berakhir. Disrupsi itu, menurutnya, menuntul ketersediaan SDM terdidik dan adaptif dengan berbagai kondisi cepat berubah.

"Investasi terbaik saat ini bukan properti, bukan deposito, tapi sumber daya manusia. Dan pembangunan sumber daya manusia yang berkualitas ada di sektor pendidikan," tegas Rudy. Menurut Rudy, kegiatan sekolah daring berdampak penurunan kualitas peserta didik lantaran mereka tak bisa mengakses pembelajaran dengan peralatan memadai.

Dia khawatir, peserta didik hasil pendidikan selama pandemi tidak mencerminkan kapasitas sesuai jenjang mereka. "Kalau masih pandemi, mereka lulus SMP dengan ijazah SMP tetapi kualitas pendidikan masih SD," keluh Rudy. Dia menyayangkan aparatur di Disdik tak merisaukan sama sekali dampak pandemi pada kegiatan pembelajaran.

Terbukti, Disdik pada dokumen KUA-PPAS tahun Anggaran 2022 masih berkutat soal kuantitas. “Tidak satu kajian maupun usulan program untuk mengevaluasi sekaligus inovasi untuk mengejar kualitas pendidikan kita,” keluh Rudy. Kekecewaan berawal dari rapat KUA-PPAS di Badan Anggaran.

Saat itu, Sekretaris Disdik Bogor Hartono Anwar menyampaikan, prioritas utama program Disdik di tahun anggaran 2020 adalah merehab ruang kelas dan mengejar target rata-rata lama sekolah. Nah, demi mendongkrak rata-rata lama sekolah memerlukan partisipasi dari lembaga non formal.

Sebab, dalih Hartono, karena adanya perubahan standar UNDP terhadap indeks angka merek huruf dan usia harapan lama sekolah dari 25 tahun ke bawah menjadi 25 tahun ke atas. "Sementara anggaran yang tersedia dari pusat ataupun daerah untuk usia 25 tahun ke bawah," kata Hartono. (*)

Bagikan