COVID-19: Endemis Di Batam, Berkaca Kasus Kematian Di Sumatera Utara
angkaberita.id - Di Sumatera Utara, berdasarkan data Kemenkes RI, tak sedikit pasien COVID-19 meninggal dengan status komorbid alias memiliki riwayat penyerta. Sebagian besar komorbid diabetes, meskipun sebagian lainnya komorbid paru-paru. Nah, penyakit paru-paru ternyata banyak dikeluhkan warga di Batam.
Seperti dilansir Katadata, berdasarkan profil penduduk terkena COVID-19, mereka meninggal COVID-19 secara klinis memiliki penyakit penyerta saat pemeriksaan. Sebanyak 12.2 persen menderita diabetes melitus. Lalu 12.2 persen hipertensi, 9.8 persen riwayat penyakit jantung, 4.9 persen idap sakit ginjal dan 4.9 persen komorbid paru obstruktif kronis.
Dalam diagnosis awal, mereka melaporkan gejala utama seperti batuk, lemas, sesak napas, demam dan riwayat demam. Statistik data penambahan kasus harian, termasuk pasien meninggal COVID-19 di Sumatera Utara sepekan terakhir, masih tinggi. Kendati demikian, Sumatera Utara juga terbilang provinsi tinggi angka kesembuhan.
Pasien COVID-19 sembuah, sebagian di antaranya, komorbid hipertensi, diabetes melitus, penyakit jantung, dan penyakit paru obstruktif kronis. Berdasarkan jenis kelamin dan kelompok usia, pasien COVID-19 sebagian besar usia 31-45 tahun, yakni 28.6 persen. Lalu kelompok usia 19-30 tahun sebanyak 23.2 persen.
Sebanyak 21.4 persen umur antara 46-59 tahun, 13.6 persen usia di atas 60 tahun. Kelompok balita, terinci sebanyak 10.7 persen umur antara 6-18 tahun, serta 2.5 persen pasien usia 0-5 tahun. Jenis kelamin, data sama, kasus COVID-19 di Sumatera Utara lebih banyak laki-laki dibanding perempuan.
Di Sumatera, kasus COVID-19 varian delta tidak sedikit, meskipun tak sebanyak Sumatera Barat. Laju vaksinasi di Sumatera Utara, untuk sebagian akibat banyaknya jumlah penduduk, hingga awal Agustus 2021 juga tak setinggi Kepri. Vaksinasi di Sumatera Utara beda-beda tipis dengan Sumatera Barat.
(*)