COVID-19: Bulan Juli Kematian Tertinggi Dokter, Banyak Dokter Laki-laki Meninggal. Kenapa?
angkaberita.id - Seiring melonjaknya angka kasus COVID-19 di Tanah Air, jumlah dokter meninggal dunia juga melejit. Bahkan, bulan Juli mencatat angka kematian dokter tertinggi sejak pandemi menginfeksi pada Maret 2020. Sebagian besar dokter meninggal selama pandemi berjenis kelamin laki-laki.
Seperti dikutip Katadata, Tim mitigasi dokter IDI Pusat mencatat 598 dokter meninggal selama pandemi. Terinci, sebanyak 168 dokter meninggal hingga 27 Juli 2021, atau naik 236 persen dibandingkan bulan Juni 2021, sebanyak 50 dokter meninggal. Sebaran kematian dokter tertinggi di Jawa, episentrum pandemi di Tanah Air, yakni Jawa Timur sebanyak 127 jiwa.
DKI Jakarta sebanyak 92 jiwa, dan Jawa Tengah 89 jiwa. Kematian dokter terendah selama pandemi, data PB IDI, yakni di Papua, Gorontalo, dan Maluku Utara, masing-masing, seorang dokter meninggal.
Berdasarkan keahlian, dokter umum paling banyak meninggal, yakni 319 jiwa. Lalu dokter spesialis 270 jiwa, dan dokter residen 9 jiwa. Kemudian, sebanyak 84 persen dokter meninggal berjenis kelamin laki-laki, dan 16 persen dokter perempuan.
Di Kepri, juga mencatat kasus kematian dokter akibat COVID-19. Kasus pertama ialah dokter Syamsurizal, mantan Kepala Dinkes Lingga. Kenapa banyak dokter laki-laki meninggal? Berdasarkan sejumlah riset, laki-laki dan Lansia cenderung rentan terinfeksi COVID-19.
Secara hormonal, perempuan disebut lebih resisten serangan COVID-19, meskipun tak steril dari infeksi. Vaksinasi dinilai sebagai ikhtiar terbaik menekan penularan COVID-19, dengan tetap bermasker dan disiplin protokol kesehatan sebagai ikhtiar sederhana hidup dengan COVID-19, termasuk di Kepri.
(*)