angkaberita.id

COVID-19: Organisasi Dokter Klaim Banyak Nakes Mengundurkan Diri, Lebih Pilih Dagang!

Sebanyak 4.187 warga tewas di India karena covid-19 dalam 24 jam terakhir sehingga total kasusnya mencapai 238.270 sejak awal pandemi. Ilustrasi. (AP/Altaf Qadri) via cnn indonesia

sejumlah tenaga medis berguguran saat menangani pasien covid-19 di tanah air. foto ilustrasi perawat/foto via medan.tribunnews.com

COVID-19: Organisasi Dokter Klaim Banyak Nakes Mengundurkan Diri, Lebih Pilih Dagang!

angkaberita.id - Tak hanya jumlah tenaga kesehatan (Nakes) meninggal bertambah, termasuk tenaga dokter, sejumlah Nakes di Tanah Air juga dikabarkan mengundurkan diri. Mereka mengundurkan diri karena beban kerja dirasa berat tak sebanding dengan kompensasinya.

Klaim itu disampaikan Eva Sari Diana, Ketua Dokter Indonesia Bersatu. Dia mengungkapkan, sejumlah Nakes mengundurkan diri di tengah lonjakan kasus COVID-19. Mereka mundur karena beban kerja dirasa berat dan insentif penanganan pandemi dijanjikan pemerintah belum cair.

"Gaji yang diterima mereka dari rumah sakit sekarang ini kan tidak sesuai dengan beban kerjanya. Sementara insentif dari pemerintah tidak cair. Ya mereka akhirnya lebih memilih resign," kata Eva, seperti dilansir Kompas.com, Kamis (15/7/2021). Eva mengatakan, gaji yang dibayarkan RS untuk nakes karyawan tergolong kecil.

Bahkan, para Nakes berstatus relawan sama sekali tak digaji rumah sakit. Karena itu, insentif bagi Nakes di masa pandemi memang sudah menjadi suatu kewajaran. Pemerintah menetapkan besaran insentif berbeda-beda sesuai kategori Nakes, mulai dari Rp 5 juta-15 juta per bulan.

"Tapi pembayaran insentif ini sangat telat sekali. Insentif dari bulan November tahun lalu baru cair bulan ini," kata dia. Sedangkan beban kerja Nakes, klaim Eva, sangat berat karena pasien COVID-19 terus berdatangan ke rumah sakit. Banyak Nakes akhirnya jatuh sakit dan ikut tertular COVID-19.

Nah, dalam kondisi seperti itu, Eva menilai wajar banyak Nakes akhirnya menyerah. "Ada yang resign bilangnya mendingan dagang, ada yang mau sekolah lagi, ada juga yang dilarang oleh suami," kata dokter spesialis paru-paru itu. Eva khawatir RS akan makin kolaps karena jumlah Nakes terus berkurang di tengah lonjakan pandemi.

Ia mengatakan, pemerintah bisa saja menambah ruang perawatan atau isolasi sebanyak mungkin. Namun menurutnya, itu akan sia-sia jika tak ada Nakes menangani pasien. Karena itu, ia berpesan kepada pemerintah agar jangan sampai ada keterlambatan pembayaran insentif bagi Nakes.

Eva juga berpesan agar pemerintah segera membayar utangnya ke rumah sakit. "Jangan sampai rumah sakit juga tidak sanggup bayar Nakes karena duitnya diutangin Kemenkes dan belum dibayar," ujar Eva.

(*)

Bagikan
Exit mobile version