Pasukan Bidadari, Cara Filipina Turunkan Tensi Laut China Selatan

peta ketegangan antara chian dengan negara di asia tenggara/foto australia plus abc via cnbcindonesia.com

Pasukan Bidadari, Cara Filipina Turunkan Tensi Laut China Selatan

angkaberita.id – Kalau dulu Moamar Khadafi, pemimpin Libya sepenuhnya memakai jasa pengawal pribadi perempuan. Kini, cara sama ditempuh Filipina. Bedanya, Pasukan Bidadari demikian istilah Presiden Rodrigo Duterte, diterjunkan demi meredakan tensi Laut China Selatan.

Duterte, seperti dilansir CNBC Indonesia, menerjunkan 81 perempuan mengambil alih sistem operator radio di kepulauan sengketa dengan China. Mereka merupakan pasukan penjaga pantai, “The Angel of The Sea”. Manila menyebut suara perempuan akan ditangkap sebagai sinyal ‘tanda yang tegas namun tidak kasar’ mengingat unsur keibuan.

Katanya, itu dipercaya membuat tensi antara kapal China dan Filipina bakal menurun. "Kami menyadari pentingnya keunikan berkembang untuk memiliki operator radio perempuan di atas kapal PCG (penjaga pantai Filipina) dan unit berbasis pantai, terutama dalam berkomunikasi dengan kapal asing, agar tidak meningkatkan ketegangan," ujar Wakil Laksamana Leopoldo Laroya, dikutip dari Newsweek, Selasa (6/7/2021).

Baca juga :  Lewat Restu Cen, Jalan Simpang Kuwit-Lundang Lingga Dapat Anggaran Rp 28 Miliar

Seorang anggota PCG menyebut klaim perempuan mampu meredakan ketegangan terlihat ampuh. Ia menilai Duterte langkah tepat. "Mendengar suara perempuan di ujung lain jalur komunikasi dapat membantu meredakan ketegangan dengan kapal asing," ujar anggota PCG itu.

Ketegangan Filipina dan China terjadi beberapa kali di Laut China Selatan, terutama di wilayah Scarborough. Lokasi itu dikenal sebagai spot pemancingan kaya ikan. Terbaru, ketegangan mencuat setelah kapal nelayan China sebanyak 200 unit lego jangkar di sekitar itu.

Filipina menuding kapal itu milisi maritim, untuk tidak eksplisit militer China. Beijing menolak tudingan Manila. China berdalih kapal mereka berlindung dari badai ke pulau itu. Filipina kemudian mengerahkan lebih banyak kapal patroli penjaga pantai dan angkatan laut ke lokasi itu, berdalih mencegah pencurian ikan.

Baca juga :  Presiden Jokowi Lantik Ali Jabat KSAL, Jenderal Marinir Calon Kuat Pangkogabwilhan Pinang?

Laut China Selatan berpotensi menjadi medan konflik baru dunia setelah China mengklaim 90 persen kawasan itu dengan sejumlah negara Asia Tenggara, seperti Filipina, Malaysia dan Vietnam. (*)

Bagikan