COVID-19: Cara Baca Status PPKM Mikro 4 Daerah Di Kepri, Siap-siap Batam-Pinang!
angkaberita.id - Pemerintah bakal mengubah sistem zonasi pandemi COVID-19. Bukan lagi konfirmasi kasus positif, Kemenkes akan menentukan status daerah berdasarkan rasio tes harian dijalankan kepada warga, termasuk di Bumi Segantang Lada. Empat daerah di Kepri masuk PPKM Mikro.
Dengan demikian, pusat akan mengawasi betul rasio tes harian COVID-19 di Batam, Bintan, Natuna dan Tanjungpinang. "Kita akan mengubah, kita tidak akan melihat lagi dari merah, kuning, hijaunya berdasarkan kasus konfirmasi," kata Budi Gunadi Sadikin, Menkes di depan DPR, seperti dilansir CNN Indonesia, Selasa (6/7/2021).
Pemerintah akan melihat dari seberapa banyak tes harian daerah bersangkutan. Kemenkes lanjut Menkes, juga akan mengecek jumlah kasus positif dari jumlah tes harian (positivity rate). Jika tinggi, Pemda akan diminta mengagresifkan jumlah tes harian. Jangan kaget kalau petugas Pemda bakal berkeliaran ke lokasi publik berkerumun banyak orang.
"Kalau tes sudah 1 kali WHO, positivity rate tinggi, artinya tes kurang banyak, masih banyak orang yang tertular yang kita tidak bisa identifikasi," kata Budi. Menkes menambahkan, Pemda diminta terus menggeber tes jika positivity rate masih di atas 5 persen.
Terpisah, Satgas COVID-19 mencatat, seperti dilansir Katadata, tingkat kepositifan (positivity rate) virus corona di Tanah Air mencapai 20,01 persen pada Juni 2021, atau meningkat dua kali lipat dibanding Mei 2021 sebesar 10,72 persen. Bahkan, pada Januari 2021, rasio positif sempat menembus 26,05 persen, lalu menurun sejak Februari-Mei 2021.
Namun beringsut naik di Juni, bahkan empat hari pertama Juli 2021 mencapai 26,76 persen. Jauh di atas ambang batas WHO sebesar 5 persen. Kondisi itu menunjukkan jumlah tes COVID-19 di Tanah Air rendah. Padahal tes, dalam skenario 3T (test, trace and treatment), cara pertama mendeteksi infeksi virus sebelum masuk strategi kedua, tracing alias penelusuran, dan akhirnya perawatan, termasuk karantina.
Persoalannya, laporan Katadata, data Kemenkes RI rasio pelacakan kontak (tracing) virus corona di Tanah Air secara mingguan hanya sebesar 1,29 hingga 4 Juli 2021. Artinya, baru satu orang kontak erat terlacak setiap satu kasus positif terkonfirmasi setiap minggunya. Padahal WHO menetapkan rasio tracing 30 per satu kasus positif.
Berdasarkan data, Sumut tertinggi rasio tracing yakni 4,94. Kemudian NTB kedua tertinggi di Tanah Air, yakni 3,39. Jambi terendah di angka 0,06 kontak erat per satu kasus positif. Hanya satu tingkat lebih rendah dibanding Kepri, yakni 0,07 kontak erat. Rendahnya rasio tracing mengakibatkan banyak kasus positif tak terdeteksi, atau terisolasi.
Skenario Kepri
Dengan kondisi itu, Kepri terindikasi banyak OTG, meskipun vaksinasi COVID-19 terbilang lebih gencar dibandingkan provinsi lainnya. Tantangan Pemda sekarang ialah meyakinkan warga ikut vaksinasi dan tes sukarela. Yang pertama membantu mencapai herd immunity, yang kedua menolong pemetaan kasus positivity rate.
Dibanding Batam, tiga daerah di Kepri berstatus PPMK Mikro seperti Tanjungpinang, Bintan dan Natuna, terbilang lebih sedikit jumlah penduduknya. Sehingga, dengan vaksinasi massal harian lebih agresif, akan lebih cepat mencapai herd immunity, yakni dua pertiga atau setidaknya 70-80 persen warganya tervaksinasi.
Data capaian vaksinasi Tanjungpinang, untuk sebagian, mengindikasikan sinyal ke situ. Hanya, kini tantangannya ialah positivity rate. Jika tingkat kepositifan terpetakan, dengan sendirinya upaya tracing juga tergambar arahnya. Kadinkes Kepri, Muhammad Bisri pada satu kesempatan, pernah mengamini skenario itu.
Jika keduanya berjalan sesuai harapan, tentunya dengan bantuan seluruh stakeholder termasuik DPRD, Pemda dapat menjawab skenario imbasan, yakni pasien membludak di rumah sakit akibat kapasitas terbatas, alias BOR di atas kapasitas tersedia. Di Kepri, untuk sebagian, Pemda telah menjawab dengan menyediakan lokasi isolasi mandiri terpusat, termasuk Pemko Tanjungpinang.
Kini terpenting, Pemda memastikan strategi dan komunikasi publik tahapan dua pertama dari 3T dapat berjalan secara optimal, tanpa melahirkan kegaduhan. Pemda harus lebih bijak menerjemahkan kebijakan pusat, termasuk Instruksi Mendagri terbaru, dengan kondisi setempat. Semisal vaksinasi, Pemda dapat memberikan contoh dengan memastikan lebih dulu ASN telah seluruhnya ikut vaksinasi.
Begitu juga dengan strategi positivity rate, Pemda juga harus memastikan ASN menjadi teladan, dengan lebih dulu menggelar tes COVID-19 di perkantoran pemerintah. Selain mata pencarian mereka dijamin negara, juga sebagai bentuk pembuktian bahwa Pemda telah selesai dengan dirinya, sebelum menyasar ke publik atau warga. Selebihnya, Presiden Jokowi benar-benar berharap ASN menjadi tangan kanannya menghadapi pandemi, termasuk di Kepri.
(*)