angkaberita.id

Bukan Rp 200 Miliar, Seandainya Kepri Berburu Labuh Jangkar Kapal Pesiar?

lima destinasi wisata berikut ini jumlah penduduknya ternyata kalah jauh dibanding dengan jumlah penumpang kapal pesiar datang setiap tahunnya/foto via travelandleisure.com

kapal tengah lego jangkar di perairan dekat batam. pemprov kepri mengklaim pemasukan dari labuh jangkar tembus rp 200 miliar, dengan enam lokasi lego jangkar/foto via batamnews.co.id

Bukan Rp 200 Miliar, Seandainya Kepri Berburu Labuh Jangkar Kapal Pesiar?

angkaberita.id - Tak berlebihan jika Gubernur Ansar Ahmad menyatakan labuh jangkar bakal menjadi sumber PAD Kepri ke depan. Sebab, kapal pesiar semisal, sekali lego jangkar di harus membayar hingga Rp 420 juta per setengah hari. Tak heran, telat naik kapal pesiar sudah pasti ditinggal.

Seperti dilansir merdeka.com dari akun TikTok vincent.hulu, Jumat (2/7/2021), tarif sandar kapal pesiar di sejumlah pelabuhan tertentu memang terbilang mahal. "Kalian tahu tidak, biaya parkir kapal pesiar Rp 420 juta dalam satu hari," ungkap sang pemilik akun. "Kita nyampe di port sekitar jam 5 atau 6 pagi. Kita harus sailing kembali jam 5 sore. Hitungannya 12 jam, itu sekitar USD 30 ribu," kata dia.

Makanya, lanjut sang pemilik akun, penumpang telat ke kapal pesiar langsung ditinggal. "Soalnya kalau, misalnya extend (perpanjang waktu berlabuh), mahal bayaran parkirnya," jelas Vincent. Dia menambahkan, tarif sebesar itu biasanya di pelabuhan sibuk dan ramai, seperti Miami, New York, atau pelabuhan di Jerman, Italia dan pelabuhan sibuk lainnya.

Bagaimana labuh jangkar di Kepri? Gubernur Ansar, pada satu kesempatan, mengklaim per tahun dapat menyetor ke kas daerah sebesar Rp 200 miliar, dengan asumsi tahap awal per hari pendapatan Rp 750 juta. Namun Ansar tidak menjelaskan jenis kapal labuh jangkar, hanya layanan itu, untuk sebagian, dimaksudkan menampung kapal menunggu dwelling time di Singapura.

Seperti diketahui, Selat Malaka merupakan jalur pelayaran tersibuk di dunia. Tak sedikit jumlah kapal melintas di selat pembatas antara Indonesia dengan Singapura dan Malaysia itu. Konon, dua pertiga omzet perdagangan dunia bongkar muatnya melewati selat tersibuk di dunia itu.

Bahkan, Selat Malaka hanya kalah dari Selat Hormuz urusan jumlah kapal tanker pengangkit minyak melintas setiap harinya. Karena itu, Pemprov menyediakan enam lokasi labuh jangkar di Kepri. Sebagian besar di Batam, meskipun ada juga di Karimun dan Bintan.

Sebelum pandemi COVID-19, Kepri juga menjadi jalur perlintasan kapal pesiar. Bahkan, tak jarang mereka berlabuh di Bintan, mengangkut penumpang sehabis plesiran dari kawasan wisata Lagoi atau sebaliknya. Namun, sejak pandemi wisata di Kepri terpukul, khususnya di Batam dan Bintan.

Bahkan, pada September 2020, Bintan nihil wisatawan. Pemprov Kepri berusaha membangkitkan sektor pariwisata. Sebab, bersama dengan sektor manufaktur dan konstruksi menjadi andalan penopang perekonomian utama di Bumi Segantang Lada.

(*)

Bagikan
Exit mobile version