COVID-19: Bukan Pariwisata, Kenapa Bersihkan Selokan Air Justru Geliatkan Ekonomi Batam?
angkaberita.id – Sektor pariwisata di Kepri, termasuk di Batam menjadi sektor andalan pendongkrak PDRB sebelum pandemi COVID-19. Bersama dengan sektor manufaktur, pertambangan dan konstruksi ketiganya juga menjadi nyawa perekonomian hingga 2018.
Seiring waktu, tinggal sektor pariwisata menjadi andalan setelah pertambangan mati suri akibat sejumlah larangan, dan manufaktur lesu darah akibat perang dagang antara Amerika Serikat dan China. Puncaknya, pandemi COVID-19 melanda Tanah Air di tahun 2020.
Sektor pariwisata langsung terpukul seiring larangan berkunjung dari sejumlah jiran Kepri ke Bumi Segantang Lada. Seiring refocusing APBD, sektor konstruksi langsung terimbas. Belanja pembangunan dihentikan, dialihkan menjadi belanja pengadaan utilitas penanggulangan pandemi COVID-19 dan Bansos.
Kini, jelang setahun pandemi COVID-19 di Tanah Air, Pemko Batam agaknya menggeber pariwisata demi menggeliatkan perekonomian sembari merencanakan sejumlah proyek fisik. Efektifkah? Jika ukurannya memulihkan ekonomi, dengan indikasi mendongkrak PDRB (anchor policy) seperti sebelum pandemi, agaknya masih menjadi pertanyaan.
Namun kalau sekadar menggeliatkan, bukan dalam konteks multiplier effect, bisa jadi sesuai harapan (social safety net). Pesan dari Jakarta mengkonfirmasi ikhwal itu. Setelah sektor swasta tengkurap, belanja pemerintah menjadi satu-satunya bekal Pemda, termasuk di Batam, memastikan perekonomian selama pandemi COVID-19 tetap berdenyut.
Kepada Pemda, Presiden Jokowi meminta mereka memperbanyak program padat karya demi meningkatkan konsumsi sekaligus memperkuat daya beli masyarakat. “(Perbanyak) program padat karya agar ini bisa memperkuat daya beli masyarakat, meningkatkan konsumsi masyarakat,” pesan Presiden Jokowi saat membuka Munas VI Asosiasi Pemerintah Kota Seluruh Indonesia (Apeksi) Tahun 2021, Kamis (11/2/2021).
Jokowi menegaskan, masyarakat di bawah harus diberikan penghasilan seluas-luasnya. “(Dan) diberikan pekerjaan seluas-luasnya,” pesan Presiden. Terkait padat karya, Presiden menilai Pemda memiliki banyak skenario. Seperti perbaikan jalan kampung, perbaikan saluran air perkotaan, perbaikan Puskesmas, perbaikan Posyandu hingga perbaikan sekolah.
“Saya kira banyak sekali, sehingga tercipta lapangan kerja dan kita bayar gajinya, mereka akan meningkat konsumsi, sehingga meningkat daya beli sehingga ada demand di ekonomi kita,” urai Presiden. Program padat karya, kata Presiden, tak hanya memperbaiki infrastruktur pelayanan namun juga memberikan penghasilan ke masyarakat.
Presiden juga memerintahkan kebijakan serupa di kementerian secara besar-besaran. “Semua kita geser ke padat karya. Kita harus bergotong-royong (sehingga) semua warga yang sedang kehilangan pekerjaan bisa mendapatkan penghasilan, golnya ke sana,” tegas Presiden sembari meminta Pemda untuk melanjutkan pemberian Bansos ke masyarakat.
“Terutama sembako kepada masyarakat lapisan bawah dan kelompok masyarakat bawah yang tidak bisa mendapatkan tambahan penghasilan dari program padat karya,” kata Jokowi. Hadir Mendagri, Sekretaris Kabinet, Ketua Apeksi dan seluruh walikota/wakil walikota dan pejabat Pemko di Tanah Air.
(*)