angkaberita.id

COVID-19: Enam Nakes Anambas Batal Vaksinasi, Satu Nakes Batal Karena Ingin Hamil

kepala dinkes anambas, herianto/foto via anambaskab.go.id

dua hari vaksinasi nakes di anambas, tercatat sebanyak 68 nakes telak divaksin, 6 batal dan 4 batal dan 4 lainnya tertunda. keseluruhan yelah 75 orang divaksinasi, termasuk 7 tokoh elemen masyarakat saat vaksinasi perdana di palmatak, sabtu (30/1/2021)/foto via kadinkes anambas herianto

COVID-19: Enam Nakes Anambas Batal Vaksinasi, Satu Nakes Batal Karena Ingin Hamil

angkaberita.id – Dua hari pelaksanaan vaksinasi COVID-19 di Anambas berlangsung tanpa kasus keluhan ikutan pasca imunisasi (KIPI), meskipun empat Nakes batal vaksinasi termasuk seoang di antaranya tengah program hamil.

Setelah di Palmatak, Senin (1/2/2021) vaksinasi Nakes bertempat di Tarempa. Khusus di Puskesmas Tarempa, sebanyak 28 Nakes divaksinasi. Tiga Nakes batal lantaran terdeteksi memiliki penyakit penyerta (Komorbid) dan tengah program hamil.

“(Sedangkan) Nakes tunda karena tensi dan ISPA,” ungkap Kabid Pencegahan Dan Pengendalian Penyakit Dinkes Anambas, Baban Subhan, melalui pesan WA, Senin (1/2/2021), sembari menyodorkan rekap data vaksinasi dua hari terakhir.

Keseluruhan, selama dua hari terakhir, vaksinasi telah diberikan kepada 75 orang, termasuk 7 tokoh elemen masyarakat saat vaksinasi perdana di Palmatak, Sabtu (30/1/2021). Sebelumnya, Kepala Dinkes Herianto menyatakan, Puskesmas dan Pustu menjadi lokasi vaksinasi.

Distribusi vaksin menumpang angkutan laut. “Pakai ferry reguler Tarempa ke Letung,” kata Herianto sambi menyebut lokasi Puskesmas terjauh di Kecamatan Letung dan Kecamatan Jemaja Timur. Kepala Dinkes Kepri, Mohammad Bisri memperkirakan pekan kedua bulan Februari telah tuntas vaksinasi Nakes di Kepri, meskipun terdapat ratusan Nakes batal vaksinasi, terutama di Batam.

Bersama dengan Karimun, Lingga dan Natuna, vaksinasi COVID-19 Nakes di Anambas tergabung pelaksanaan tahap kedua di Kepri. Tahap pertama menyasar Nakes di Batam, Bintan dan Tanjungpinang. Nakes, tidak terbatas dokter dan perawat namun juga tenaga penunjang medis lainnya termasuk petugas kesehatan di KKP pelabuhan dan bandara, menjadi kelompok prioritas vaksinasi massal lantaran risiko pekerjaan.

(*)

Bagikan
Exit mobile version