angkaberita.id

INSIDE BPS: Penduduk Kepri 2,064 Juta Jiwa, Berburu ‘Nasi’ Di Tiga Pulau. Kejutan Anambas?

gambar udara bandara letung di kabupaten anambas menyusul statusnya sebagai kawasan wisata laut nasional. sektor perikanan anambas mendongkrak perekonomian kepri selama pandemi covid-19/foto via kumparan.com

INSIDE BPS: Penduduk Kepri 2,064 Juta Jiwa, Berburu ‘Nasi’ Di Tiga Pulau. Kejutan Anambas?

angkaberita.id – Setiap hajatan Pilgub Kepri, seluruh mata langsung tertuju ke tiga pulau di Bumi Segantang Lada lantaran konsentrasi jumlah penduduk. Yakni, Pulau Bintan, Pulau Batam dan Pulau Karimun.

Namun, kalau urusan tujuan mencari penghidupan, Anambas agaknya justru menjadi pesaing serius Bintan. Kenapa? Selain penduduk masih tak sebanyak Karimun, peluang usaha di Anambas juga sama besarnya dengan Tanjungpinang. Setidaknya, itulah tafsir atas hasil Sensus Penduduk (SP) 2020 di Kepri tahun 2020.

Selain bertambah jumlah penduduk Lansia, Kepri juga terbilang provinsi berusia muda dengan kelompok usia produktif, terutama penduduk laki-laki mendominasi peta demografi. Kendati menurun dibanding periode 2000-2010, selama 10 tahun terakhir, penduduk Kepri bertambah hampir 400 ribu jiwa.

Keseluruhan, berdasarkan hasil Sensus Penduduk 2020, penduduk Kepri tercatat sebanyak 2,064 juta, dan sebagian besar berstatus generasi milenial. “Persentase penduduk usia produktif (15-64 tahun) 71 persen, itu berarti Kepri masih dalam masa bonus demografi,” konklusi BPS Kepri dalam rilisnya di laman resminya, Kamis (21/1/2021). Sensus Penduduk 2010, penduduk Kepri di angka 1,68 juta.

Berbeda dengan Sensus Penduduk 2010, karena dalam suasan pandemi COVID-19, SP 2020 memakai data administrasi kependudukan, istilahnya updating data, dengan penambahan sampling sebagai upaya verifikasi sekaligus cek silang. Nah, berdasarkan hasil SP 2020, empat kabupaten/kota di Kepri menjadi tujuan mencari penghidupan.

Selain Batam, juga Bintan, Karimun, Tanjungpinang dan Anambas. Berdasarkan kesesuaian alamat domisili dengan KK/KTP penduduk di tujuh kabupaten/kota di Kepri, penduduk alamat domisili dengan KK/KTP tertinggi kesesuaiannya berada di Lingga dan Natuna. Sedangkan lima kabupaten lainnya, porsi penduduk ber-KK/KTP luar daerah tak sedikit.

Berdasarkan data, sebanyak 1,7 juta dari 2,064 juta jiwa penduduk Kepri hasil SP 2020, domisili sesuai dengan KK/KTP. Sedangkan 0,36 juta tak sesuai dengan KK/KTP alias perantau atau penduduk daerah lain. Normalkah kecenderungan itu?

Jika merujuk data Dinas PMD Kependudukan Dan Pencatatan Sipil Kepri, kecenderungan itu wajar dan masuk akal. “Perpindahan penduduk itu sebenarnya biasa dan normal terjadi,” ungkap Sardison, Kepala Dinas PMD Kependudukan dan Catatan Sipil Kepri, didampingi Kabid Kependudukan Dan Pencatatan Sipil, Abbas, belum lama ini.

Soal Batam, Bintan, Karimun dan Tanjungpinang menjadi lokasi banyak terjadi kedatangan warga, menurut Sardison, lantaran banyak faktor penarik di situ dibanding pendorong keluar daerah. Batam, kendati tertatih-tatih, masih merupakan jantung perekonomian di Kepri.

Bintan dan Tanjungpinang, masih memberikan banyak peluang dan kesempatan ekonomi, setidaknya di luar sektor manufaktur. Begitu juga dengan Karimun. Pulau Bintan, lokasi Kabupaten Bintan dan Tanjungpinang bercokol, juga merupakan ibukota provinsi, sehingga secara administratif menjadi nilai lebih secara ekonomis.

Berdasarkan laporan Katadata mengutip data BPS, setidaknya terdapat tiga sektor utama penopang ekonomi di Kepri pada 2018, yakni manufaktur, konstruksi dan pertambangan.

Manufaktur identik dengan industri dan pabrikan di Batam. Konstruksi bisa dipahami sebagai belanja pembangunan pemerintah melalui pembiayaan APBD dan APBN, sehingga tersebar di tujuh kabupaten dan kota.

Namun, melejitnya Anambas menjadi lokasi tujuan penduduk mencari kehidupan, juga terkonfirmasi dengan kondisi terakhir, seiring tergesernya sektor ekonomi lama, seperti pertambangan, manufaktur dengan perikanan, terutama perikanan tangkap. Khusus sektor terakhir, data BPS Kepri, mengonfirmasi keunggulan komparatif Anambas dibanding empat kabupaten/kota sektor pertama.

(*)

Bagikan
Exit mobile version