angkaberita.id

COVID-19: Dinkes Kepri Siapkan Ratusan ‘Tukang Suntik’ Terlatih, BPOM Kawal Vaksin Pakai Pengukur Suhu Khusus

mohammad bisri, kepala dinkes kepri/foto zulfikar via hariankepri.com

dinkes kepri menyiapkan ratusan tenaga vaksinasi terlatih demi memuluskan vaksinasi massal bertahap gelombang pertama di sekujur kepri. bpom turun mengawal pendistribusian vaksin ke kabupaten/kota dengan pengukur suhu khusus/foto ilustrasi via cnbcindonesia.com

COVID-19: Dinkes Kepri Siapkan Ratusan ‘Tukang Suntik’ Terlatih, BPOM Kawal Vaksin Pakai Pengukur Suhu Khusus

angkaberita.id – Kepri bersiap vaksinasi massal pekan ini. Dinkes Kepri telah melatih ratusan tenaga vaksinasi, dan ratusan lainnya bersiap pelatihan. BPOM juga turun mengawal pendistribusian, termasuk memastikan kualitas vaksin sebelum disuntikkan ke kelompok sasaran tetap terjaga kondisinya.

Dinkes juga memastikan, setelah vaksinasi warga tidak langsung pulang. Namun menunggu di meja pemantauan di lokasi vaksinasi. “Untuk dilihat kalau ada efek samping, 30 menit dipantau,” ungkap Mohammad Bisri, Kepala Dinkes Kepri, Senin (11/1/2021) mengonfirmasi soal kondisi pasca imuninasi (KIPI).

Tahap awal, tenaga kesehatan (Nakes) menjadi prioritas vaksinasi. Nantinya, Bisri menambahkan, pelaksanaan vaksinasi bertahap sesuai dengan prioritas warga penerima vaksinasi. Memastikan vaksinasi lancar sesuai jadwal, Dinkes Kepri telah melatih ratusan tenaga vaksinasi terlibat vaksinasi gelombang pertama secara nasional, termasuk di Bumi Segantang Lada.

“Jumlah vaksinator sudah dilatih 210 orang, akan dilatih lagi 630 Nakes,” tegas Bisri, melalui pesan WA, Senin. Kesiapan serupa juga ditegaskan BPOM. “Kami mengawal pendistribusian vaksin,” tegas Mardianto, Kepala BPOM Tanjungpinang, Minggu (10/1/2021) melaui pesan WA.

Dia memastikan, kiriman vaksin ke Kepri telah melalui prosesur ketat, termasuk lot release, sehingga penggunaan tinggal menunggu EUA BPPOM Pusat. “Sesuai persyaratan pemenuhan efikasi,” kata Anto, sapaan akrabnya. Efikasi secara awam, dapat dipahami, sebagai kemanjuran.

Karena itu, menurut Anto, tidak menjadi masalah pendistribusian ke daerah seperti Batam, Bintan atau Anambas, harus memakai kapal laut atau pesawat udara. Dia menjelaskan, selama kondisi pendistribusian terjaga, kualitas vaksin tidak masalah. Demi memastikan itu, BPOM turun mengawal dengan rutin mengecek suhu vaksin dalam vaccine box.

“Setiap pendistribusian (BPOM) kan dilengkapi alat monitoring suhu terkalibrasi,” tegas Anto sehingga akurasi suhu vaksin dalam kemasan tetap terjaga sesuai ketentuan. Sebagai gambaran, vaksin Moderna cukup disimpan dalam suhu minus 20 derajat celcius. Sedangkan BioNTech-Pfizer harus minus 70 derajat celcius. Dalam kondisi tertentu, vaksin dalam lemari pendingin khusus itu dapat bertahan hingga enam bulan.

(*)

Bagikan
Exit mobile version