angkaberita.id

Bukan Jembatan Batam-Bintan, Kenapa COVID-19 Justru Resep Pemulihan Ekonomi Kepri?

merlion, ikon singapura. selain merupakan negara berpendapatan perkapita tertinggi di dunia, singapura juga surganya pajak orang kaya di dunia/foto via singaporetravellers.info

Bukan Jembatan Batam-Bintan, Kenapa COVID-19 Justru Resep Pemulihan Ekonomi Kepri?

angkaberita.id – Setidaknya terdapat dua andalan Kepri memulihkan perekonomian di masa pandemi COVID-19. Selain berharap pada realisasi proyek strategis Jembatan Batam-Bintan, juga berharap kepada jiran Singapura dan Malaysia melalui sektor pariwisata.

Kini, pilihan prioritas berada di tangan duet Ansar-Marlin, kepala daerah terpilih Kepri hasil Pilkada serentak kemarin. Namun, realisasi keduanya juga tak bisa dilepaskan dari kondisi pandemi COVID-19. Bedanya, Jembatan Batam-Bintan keputusan akhir di tangan pemerintah pusat.

Sedangkan pengaliran duit jiran ke Kepri melalui arus kunjungan pelancong sepenuhnya berada di tangan Pemda di Kepri. Jika, pada akhirnya, Ansar-Marlin kelak memprioritaskan pariwisata, tantangan di depan mata ialah mengendalikan pandemi COVID-19.

Prioritas itu disebut lebih cepat datang momentumnya. Selain telah tersedianya vaksin COVID-19, dan tahun depan pemerintah bakal vaksinasi massal termasuk di Kepri, juga mencuatnya proyeksi bertumbuhnya perekomian dunia sebesar 5 persen tidak terkecuali Singapura dan Malaysia.

“Tahun depan, saya katakan sebagai great momentum,” tegas Suyono Saputro, Analis Ekonomi Kepri di Batam, belum lama ini. Kepri lanjutnya, harus bersiap menyambut momentum itu, dengan membuktikan mampu menangani pandemi COVID-19.

Dengan kata lain, pandemi COVID-19 menjadi prioritas sembari dibarengi pemberian kebijakan insentif fiskal kepada dunia usaha, termasuk UMKM. “Karena Singapura dan Malaysia pasti akan sangat ketat membuka perbatasan jika kasus di Kepri masih tinggi,” ujar dia sembari menyebut imbasnya terhadap arus kunjungan wisata.

Kondisi sekarang, sektor pariwisata menjadi sedikit di antara sekian sektor penopang PDRB Kepri. Pilihan itu seiring meredupnya tiga sektor penopang perekonomian Kepri. Yakni, pertambangan, konstruksi dan manufaktur tergilas pandemi COVID-19, meskipun sektor terakhir masih berdenyut.

Jika urusan COVID-19 relatif terkendali, Pemprov dan Pemda di Kepri memaksimalkan insentif sektor usaha agar bergeliat, baik UMKM maupun usaha besar. Nah, agar efektif penerapannya, Suyono menegaskan, insentif itu harus dirumuskan dengan menyeluruh.

Menurut Suyono, ada banyak insentif ekonomi dapat diberikan seperti relaksasi kebijakan fiskal. “(Karena) ini juga jadi strategi Singapura dan Malaysia menggenjot ekonomi agar pengusaha lokal tidak terlalu terpuruk akibat pandemi,” sebut mantan jurnalis Bisnis Indonesia itu.

Seperti diketahui, KPU Kepri menetapkan Ansar-Marlin unggul perolehan suara di Pilgub kemarin. Ansar-Marlin unggul suara di 5 dari 7 kabupaten/kota di Kepri. Kecuali Batam dan Karimun, Ansar-Marlin menguasai Tanjungpinang dan Bintan serta kabupaten kepulauan di Bumi Segantang Lada.

(*)

Bagikan
Exit mobile version