angkaberita.id

Siapkan Gudang Beku Di Changi, Beginilah Cara Singapura Ambil Keuntungan Ekonomi Dari Vaksin COVID-19

demi mendongkrak sektor penerbangan, singapura memanfaatkan celah pendistribusian vaksin ke negara-negara di Asia dan sebaliknya dengan menyiapkan gudang beku keperluan bongkar muat pengiriman vaksin/foto ilustrasi virus corona via kompas.com

Siapkan Gudang Beku Di Changi, Beginilah Cara Singapura Ambil Keuntungan Ekonomi Dari Vaksin COVID-19

angkaberita.id – Berbagai cara ditempuh Singapura demi “menyambung nyawa” perekonomian dalam negerinya, termasuk menjadi lokasi penyimpanan dan distribusi vaksin pandemi COVID-19, terutama ke negara tetangga di Asia Tenggara.

Menggadeng perusahaan Uni Emirat Arab, Singapura membentuk Satgas khusus distribusi vaksin pabrikan Amerika Serikat dan Eropa, itu di Bandara Changi. Otoritas Bandara Changi, seperti dilansir Nikkei, beberapa waktu terakhir, telah meningkatkan kapasitas gudang beku penyimpanan vaksin dan membentuk Satgas khusus itu.

Changi Ready Task Force, nama Satgas khusus itu terdiri 18 perusahaan dan sejumlah kelompok usaha, termasuk Badan Penerbangan Sipil Singapura dan Changi Airport Group. Nama terakhir merupakan otoritas Bandara Changi, semacam PT Angkasa Pura di tanah air.

Tugas mereka meningkatkan fasilitas di Bandara Changi demi meningkatkan koordinasi lintas sektoral selama proses penyimpanan dan pendistribusian vaksin COVID-19 ke berbagai negara tujuan di Asia Tenggara. Inisiatif itu diyakini mendongkrak industri penerbangan lokal setelah nyungsep akibat penutupan pintu penerbangan akibat pandemi.

Harapan lainnya, dengan kondisi itu juga mendongkrak arus penerbangan, khususnya dari dan ke Singapura. Menangkap peluang itu, otoritas di Bandara Changi beberapa waktu terakhir membanjiri bandara dengan produk pendukung bagi kepentingan distribusi barang medis, bahkan sejumlah perusahaan berlomba menyuntikkan modal demi kepentingan bisnis itu.

Nantinya, vaksin pabrikan Amerika Serikat dan Eropa sebelum masuk ke Asia Tenggara akan berhenti di Singapura, dan disimpan di gudang beku. Vaksin produksi Pfizer, Amerika Serikat dan BioNTech dari China, harus disimpan di suhu minus 70 derajat celcius. Pun, dengan vaksin Moderna, buatan Inggris, harus disimpan di suhu minus 20 derajat.

Selain ke Asia Tenggara, tujuan pengiriman vaksin ke negara kawasan Pasifik. Changi Airport Group dalam pernyataannya, mengklaim kebijakan itu semata demi mendukung kelancaran distribusi vaksin ke negara di Asia Tenggara yang disebut terbatas infrastruktur pendukung logistik pengiriman vaksin.

Dubai National Air Transport Association (Dnata), perusahaan ground handling milik maskapai Emirate Group, mengembangkan peralatan khusus bongkar muat vaksin dari gudang beku ke pesawat dan sebaliknya. Bulan lalu, mereka mengirimkan peralatan serupa ke Bandara Changi.

Bersama dengan STAS, dua perusahaan kargo anggota Satgas, keduanya menyiapkan gudang beku dengan suhu minus 25 di Bandara Changi, dengan luas 9.000 meter persegi. Keduanya dapat mengurus bongkar muat kontainer vaksin hingga 375.000 ton per tahun. Sejumlah perusahaan logistik lainnya juga memiliki gudang di kawasan berikat sekitar bandara.

Changi tumbuh menjadi simpul penghubung (hub) kunci antara pelancong Asia dan negeri-negeri Barat ke berbagai destinasi dunia. Namun pandemi telah mengakibatkan banyak negara menutup negerinya, sehingga Changi terimbas dengan turunnya arus penumpang penerbangan sejak Maret lalu.

Nah, mereka berharap begitu vaksin tersedia, sektor penerbangan di Singapura pulih kembali. “(Singapura) kembali pulih arus penumpangnya,” harap Lim Ching Kiat, Direktur Pelaksana Changi Airport Group. (*)

Bagikan
Exit mobile version