COVID-19: Tembus 250.000 Kasus, Dokter Mengiba Warga Disiplin: Minimal Pakai Masker!
angkaberita.id – Selain kekhawatiran jebol fasilitas kesehatan, dengan laju kasus COVID-19 seperti dua pekan terakhir, kegalauan juga melanda tenaga kesehatan. Mereka dikhawatirkan kewalahan dan kehabisan stamina. Apalagi, pandemi di tanah air menembus angka 250.000 kasus.
Suara perlunya penurunan jam kerja menekan potensi kelelahan menangani pasien COVID-19 mulai terdengar. Ketua Satgas Covid-19 IDI, Zubairi Djoerban bahkan mengatakan harus dikurangi jam kerjanya di bawah 40 jam per minggu agar maksimal pelayanan medisnya. Kondisi sekarang, katanya, tenaga medis bekerja di atas 40 jam per minggu.
“Ini mengkhawatirkan karena mereka mengalami burn out, capek fisik dan emosi istilahnya burnout. Makanya jam kerja harus dipotong bukannya ditambah. Harusnya dokter lebih rendah jam kerjanya misalnya 35 jam, kenyataannya bukan lebih rendah malah di atas 40 jam per minggu,” kata Zubairi kepada CNBC Indonesia, Selasa (22/9/20200).
Dia juga mengingatkan tenaga kesehatan pentingnya Alat Pelindung Diri (APD). Kian lama di ruang terinfeksi potensi tertular makin tinggi. “Jadi harus diberi batasan. Kalau lama-lama nanti kelelahan dan ketularan,” kata Zubairi. Terpisah, Ketua Umum Pengurus IDI, Daeng Faqih mengatakan perlunya penambahan kapasitas pelayanan kesehatan.
Jika tidak, selain pasien tidak tertangani juga tenaga medis bakal kelebihan beban sehingga mudah letih. Kondisi letih, sebutnya berpotensi tertular akibat menurunya sistem kekebalan tubuh. Menghindari kondisi itu, IDI berharap besar kepada publik menjadi disiplin diri menerapkan protokol kesehatan.
Tanpa itu, sebut Daeng, tak ada gunanya penambahan fasilitas kesehatan, karena risiko penularan tetap tinggi sehingga potensi infeksi kasus COVID-19 terus terjadi. “Minimal disiplin menggunakan masker,” kata Daeng. Data IDI, hingga kini telah 117 dokter meninggak akibat COVID-19. (*)