angkaberita.id

COVID-19: Satgas Minta Warga Usia Di Atas 45 Tahun Tidak Nekat Keluyuran, Kenapa?

sepekan terakhir angka kematian akibat covid-19 di tanah air meningkat hingga 25 persen dibanding pekan sebelumnya, terutama di kelompok usia di atas 45 tahun. satgas meminta warga di usia itu membatasi keluar rumh. begitu juga dengan warga usia 19-45 tahun, juga harus membatasi aktivitas keluyuran karena paling banyak terkena covid-19 di tanah air/foto ilustrasi via sukabumiupdate.com

COVID-19: Satgas Minta Warga Usia Di Atas 45 Tahun Tidak Nekat Keluyuran, Kenapa?

angkaberita.id – Seiring melejitnya kasus kematian akibat COVID-19 di tanah air, Satgas COVID-19 akhirnya menjadikan peta demografi jadi instrumen penaggulangan. Warga berusia di atas 45 tahun disarankan tidak keluar rumah, kalaupun keluar harus protokol kesehatan ketat.

Berdasakan data, sepekan terakhir angka kematian COVID-19 meningkat, mencapai 105 kasus atau meningkat 25 persen dibandingkan sepekan sebelumnya. “Secara persentase rata-rata kasus meninggal juga meningkat dari 3% pada minggu lalu menjadi 7 persen pada minggu ini,” kata Jubir Satgas COVID-18, Wiku Adisasmito dalam Youtube Setkab, seperti dilansir CNBC Indonesia, Jumat (18/9/2020).

Sebagian besar warga kelompok usia rentan, dan 80 persen di antaranya kelompok usia di atas 45 tahun. “Jika terpaksa keluar rumah harus benar terapkan protokol kesehatan yakni memakai masker, menjaga jarak, dan rajin cuci tangan,” tegas Wiku. Selain protokol kesehatan ketat, juga hindari tranportasi umum.

Begitu juga dengan warga usia 19-45 tahun, juga harus waspada karena paling besar persentase terinfeksi COVID-19. Mereka juga harus timbang rasa karena berpotensi menjadi penular (carrier) COVID-19, terutama ke keluarga terdekat berusia rentan tertular, seperti lansia dan warga dengan penyakit penyerta.

“Kelompok usia ini harus benar-benar jaga diri dengan terapkan protokol kesehatan saat bekerja atau ketika keluar rumah. Dan saat tiba di rumah harus bersihkan diri sebelum berkomunikasi dengan kelompok usia rentan di rumah,” tegas Wiku.

Di Kepri, hingga 17 September berdasarkan data Satgas COVID-19 Kepri, tercatat 1.550 kasus, dengan 53 orang di antaranya meninggal dunia. Sebaran terbanyak di Batam, bahkan telah tembus 1.000 kasus dua hari lalu.

Berdasarkan peta risiko Satgas COVID-19 Pusat per 13 September, Hanya tiga daerah tak terdampak di Kepri, yakni Anambas, Lingga dan Natuna. Sedangkan Karimun berisiko rendah, Bintan dan Tanjungpinang zona risiko sedang. Batam, seiring bertambahnya kasus, bertahan di zona merah alias berisiko tinggi. (*)

(*)

Bagikan
Exit mobile version