Pertamina Diskon Harga BBM Jenis Pertalite Di Sumatera, Termasuk Kepri?
2 min read
Pertamina Diskon Harga BBM Jenis Pertalite Di Sumatera, Termasuk Kepri?
angkaberita.id – Pertamina berencana memperluas pemberlakuan harga Pertalite Rp 6.450 per liter dari sebelumnya Rp 7.650 per liter. Selain Pulau Jawan, Pertamina berencana memperluas kebijakan itu ke Sumatera, termasuk pada akhirnya Kepri.
CEO Subholding Commercial and Trading Pertamina Mas’ud Khamid mengatakan, kebijakan itu hanya diberlakukan di daerah pengguna premium terbanyak, namun di sisi lain konsumen memiliki daya beli cukup tinggi.
Pekan lalu, Pertamina telah menguji coba kebijakan itu di Tangerang Selatan, Provinsi Banten, dengan menurunkan harga Pertalite sebesar Rp 1.200 per liter. Di Sumatera, tahap awal Pertamina berencana menerapkan di Sumatera Barat dan Sumatera Selatan.
“Nah, kemudian nanti menyusul kota-kota besar lainnya mulai dari Jawa kemudian Sumatera, mulai dari Sumatera Barat sama Palembang, nah nanti terus bergerak,” ungkap Khamid, seperti dilansir CNBC Indonesia, Rabu (16/9/2020).
Katanya, kebijakan itu bagian promosi Pertamina. Tujuannya mengedukasi konsumen pentingnya beralih ke BBM ramah lingkungan seperti Pertalite dan Pertamax. Apalagi, konsumen memiliki daya beli keduanya.
Khamid menambahkan, kebijakan penurunan harga Pertalite tidak seterusnya Rp 1200 per liter, tapi terus mengecil setiap dua bulan. Dua bulan pertama diskon Rp 1.200 per liter, bulan berikutnya Rp 800 per liter dan seterusnya.
“Hari ini di Denpasar diskonnya Rp 800,” kata Khamid. Namun dikson tidak berlaku pembelian Pertamax. “Kalau Pertamax, diskonnya nasional lewat My Pertamina dan Link Aja,” sebut Khamid. Sebelumnya Pertamina juga dikabarkan bakal menghapus premiun lantaran besarnya subsidi. Penghapusan BBM juga bukan ikhwal baru di tanah air.
Kepri terbilang tinggi konsumsi BBM, bahkan beberapa waktu lalu solar mengalami kelangkaan. Struktur harganya juga berbeda dengan daerah lain, meskipun Pertamina mengembalikannya ke daerah berupa bagi hasil pajak BBM kendaraan bermotor. Bahkan, diyakini, menjadi sumber PAD andalan.
(*)
