Diam-diam Batam Disiapkan Jadi KEK Jasa Kesehatan Global, Ini Bocorannya
angkaberita.id – Selain sektor teknologi, Batam juga diusulkan sebagai kawasan ekonomi khusus (KEK) sektor kesehatan. Keseluruhan terdapat enam inisiatif KEK di Batam diusulkan ke Presiden Jokowi, demi pertumbuhan ekonomi. Dua di antaranya tinggal menunggu peraturan pemerintah sebagai payung hukum operasional.
KEK Jasa Kesehatan Internasional menjadi satu dari empat usulan dari Kawasan Perdagangan Bebas dan Pelabuhan Bebas Batam (KPBPB) ke pemerintah pusat. “Ada dua KEK yang menunggu penetapan Presiden dan ada 4 KEK sedang proses pengusulan KEK,” ungkap Ketua Tim Teknis KPBPB, Susiwijono Moegiarso, seperti dilansir Katadata.
Empat usulan dimaksud ialah Aerocity Bandara Hang Nadim, KEK Jasa Kesehatan Internasional di Pulau Batam, KEK Rempang di Pulau Rempang dan Maritim City di Pulau Galang. Dua KEK menunggu persetujuan presiden sebelum diterbitkan peraturan pemerintah sebagai payung hukum operasional.
Yakni, KEK Nongsa Digital Park dan KEK MRO Batam Aero Technic. “(Dua KEK) ini tinggal menunggu persetujuan di Presiden,” ujar Wijono. Begitu terbit peraturan pemerintahnya, kedua KEK itu memiliki waktu paling lama tiga tahun agar siap beroperasi, dengan evaluasi setiap tahunnya.
Wijono menjelaskan, KEK Nongsa mencakup kawasan seluas 166,45 hektare, dengan investasi Rp 16 triliun meliputi Rp 1,09 triliun pembangunan, dan Rp 14,90 triliun investasi tenant. Diproyeksikan serapan tenaga kerjanya 16.500 orang. KEK Nongsa akan memiliki fasisilitas IT Office Park atau Coworking Space untuk programming dan inkubasi start up.
Kemudian pendidikan IT melalui akademi IT dan universitas, pusat data, studio animasi dan perfilman, serta pariwisata dan area komersial pendukung kreativitas SDM. Fasilitas itu diharapkan memikat perusahaan IT mancanegara sekaligus penghematan data di sektor pusat data. Kemudian meningkatkan SDM IT dan memaksimalkan koneksi internet internasional.
KEK Batam Aero Technic, Wijono mengungkapkan, berdiri atas lahan seluas 30 hektare, dengan nilai investasi Rp 7,2 triliun mencakup kegiatan utama maintenance, repair, and overhaul (MRO) industri penerbangan. Serapan tenaga kerjanya diperkirakan 9.976 orang.
Fasilitas KEK di sini mencakup pemeliharaan dan sarana perawatan, pengecatan dan pencucian pesawat terbang. Kemudian perawatan toko perbaikan komponen pesawat terbang. KEK ‘bengkel pesawat’ itu diharapkan menghemat devisa kebutuhan MRO pesawat dalam negeri. Kemudian dapat menyerap MRO pesawat mancanegara, dan meningatkan SDM industri MRO pesawat terbang.
Terpisah, Sekretaris Dewan Nasional KEK Enoh Suharto Pranoto mengatakan, KEK bengkel pesawat itu diharapkan menghemat devisa 65-70 persen kebutuhan MRO maskapai penerbangan nasional, senilai Rp 26 triliun per tahun.
Jangka menengah, KEK BAT diharapkan mampu menangkap peluang pasar Asia Pasifik, dengan jumlah pesawat 12.000 unit dan estimasi potensi bisnis senilai 100 miliar dolar Amerika pada tahun 2025.
(*)