Mengintip ‘Duel’ Langit Indonesia-Singapura, Sang Topan Versus Si Kilat. Siapa Perkasa?
angkaberita.id – Seiring kian tak stabilnya Laut China Selatan, sejumlah negara di tubir lautan itu mulai menyiapkan diri, termasuk belanja persenjataan militer. Prabowo Subianto, Menhan dikabarkan berniat membeli Eurofighter Typhoon, bekas Austria.
Seperti dilansir Katadata mengutip Defense World, Senin (20/7/2020), Menteri Pertahanan Prabowo dikabarkan mengirimkan surat ke Menhan Austria, Klaudia Tanner menjajaki kemungkinan itu. Jika mulus, TNI-AU bakal bertambah 15 unit skuadron tempurnya.
“Untuk mencapai target saya dalam memodernisasi Angkatan Udara Indonesia, saya ingin mengadakan perundingan resmi dengan Anda, membeli 15 Eurofighter Typhoon dari Austria,” tulis Prabowo dalam suratnya.
Beredar spekulasi, Austria menyambut minta Indonesia. Apalagi Austria berencana mempensiunkan jet tempurnya itu. Austria membeli 15 jet tempur itu senilai 2,3 miliar euro pada 2002 silam, untuk jenis pertahanan udara atau Tranche 1.
Mengutip laman Eurofighter, jet tempur Typhoon didesain dengan superiortas duel udara. Beda dengan F-16 pabrikan Amerika Serikat, Eurofighter Typhoon bukan jenis intercept, namun jet tempur sejati, duel udara ke udara (dog fight). Singapura bukannya tinggal diam.
Negeri Lee Hsien Loong, seperti ditulis Flightglobal, juga membekali pertahanan negaranya dengan jet tempur. Tak main-main, Singapura mempersenjatai udaranya dengan F-35, jet tempur generasi ke-5 pabrikan Amerika Serikat. The Lightning, julukan jet tempur andalan AU Negeri Paman Sam, diklaim merupakan pesawat tempur paling mutakhir.
(*)