COVID-19 Di Kepri: Status Klinis Pasien Jadi Kunci Terapi, Pandemi Di Batam Terkendali?
angkaberita.id-Kendati mencatatkan penambahan kasus baru pandemi COVID-19, namun dalam beberapa pekan terakhir tren pasien sembuh di Batam terus meningkat. Keseluruhan telah 177 dari 219 pasien COVID-19 di Batam dinyatakan sembuh.
Hingga 28 Juni 2020, Di Kepri tercatat sebanyak 293 kasus dengan sebaran terbanyak di Batam. Berdasarkan peta risiko COVID-19 Gugus Tugas COVID-19 Pusat, Batam termasuk termasuk zonasi oranye alias risiko sedang.
Namun dengan jumlah pasien dalam pengawasan (PDP) COVID-19 kondisi klinis seluruhnya stabil bukan mustahil Batam bersiap menuju zona risiko rendah menyusul enam kabupaten dan kota lainnya di Kepri.
Tak heran, Walikota Batam Rudi meluapkan perasaan hatinya seiring dengan terus membaiknya peta risiko COVID-19 di Bumi Bandar Madani. Bahkan, Rudi secara khusus mengunggah kondisi terkini pandemi di Batam dalam akun Facebooknya.
Kepala Dinas Kesehatan Batam. Didi Kusmarjadi juga optimistis pandemi COVID-19 di Batam kian terkendali. Selain pasien dalam pengawasan sebagian besar berusia muda, juga tak tercatat adanya pasien dengan riwayat penyakit penyerta (komordibitas). “Kita optimistis,” ucapnya, kemarin.
Sekadar informasi, angka kesembuhan menjadi variabel terpenting dalam penentuan status risiko pandemi suatu daerah. Semakin tinggi angka kesembuhan kian menambah pembobotan analisis risiko daerah bersangkutan.
Tim Pakar Gugus Tugas COVID-19 Pusat, Dewi Nur Aisyah mengatakan, penentuan zonasi risiko berdasarkan skor setelah pembobotan dari 15 indikator, termasuk 11 indikator epidemologis, dengan skala skoring 1-100.
Kian tinggi dan mendekati angka 100 berarti tidak ada kasus, dan sebaliknya. Penambahan angka kesembuhan, menurutnya menambah pembobotan dalam penilaian penentuan zonasi risiko.
“Persentase kasus sembuh untuk menghitung sudah seberapa banyak orang yang sudah terpapar COVID-19, kemudian dapat sembuh di sebuah wilayah,” kata Dewi.
Nah, semakin baik angka kesembuhannya atau mendekati angka 100 persen, kian tinggi penilaian setelah pembobotan. Tim pakar kemudian menganalisa hasil pembobotannya dan memasukkan ke matriks kategori zonasi berdasarkan warna. Yakni, risiko tinggi (merah), sedang (oranye), rendah (kuning) dan tidak ada kasus (hijau).
Secara nasional, jumlah pasien sembuh juga terus bertambah. Minggu (28/6/2020), bahkan mencatat rekor sebanyak 1.027 dari 22.936 pasien sembuh. Papua menjadi provinsi dengan pasien sembuh terbanyak, yakni 335 orang. Kemudian DKI Jakarta sebanyak 225 orang. Jawa Timur sebanyak 101 orang.
Kemudian Kalimantan Selatan sebanyak 80 orang, dan Sulawesi Selatan sebanyak 60 pasien. “Ada 20 provinsi kasus di bawah 10 dan 9 provinis tanpa ada penambahan kasus baru,” ungkap Jubir Gugus Tugas COVID-19 Pusat, Achmad Yurianto, seperti dilansir Katadata, Minggu.
Kendati naik turun, namun tren pasien COVID-19 sembuh di tanah air terus meningkat. Sabtu (27/6/2020), pasien sembuh sebanyak 576 orang, turun dibandingkan Jumat (26/6/2020) sebanyak 884 orang. Kamis (25/6/2020) pasien sembuh sebanyak 791 orang.
Persentase kesembuhan, dalam catatan Katadata, juga cenderung meningkat. Sabtu rasionya sebesar 41,48 persen, sebaliknya rasio pasien meninggal turun sebesar 5,15 persen di hari sama, lebih rendah 0,08 persen dibanding CFR hari Jumat (25/6/2020).
Berdasarkan data, per 21 Juni 2019 sebagian besar daerah di tanah air cenderung menuju zona oranye alias risiko sedang. Jika kasus COVID-19 di DKI Jakarta dan Jawa Timur dapat ditekan, bukan mustahil status risiko secara nasional akan berubah. Jawa Timur dan DKI Jakarta masih menjadi episentrum COVID-19 di tanah air.
(*)