Tue. Apr 16th, 2024

angkaberita.id

Situs Berita Generasi Bahagia

Kematiannya Bikin Presiden Trump Panik, George Floyd Ternyata Positif COVID-19

2 min read

ilustrasi kolase george floyd, sosok di balik demonstrasi besar-besaran di amerika serikat bia cnbc indonesia. arie pratama

Kematiannya Bikin Presiden Trump Panik, George Floyd Ternyata Positif COVID-19

angkaberita.id – Selain dinyatakan meninggal akibat terhentinya jantung, hasil autopsi terhadap jenazah George Floyd juga menyatakan positif terjangkit COVID-19. Kematian George memicu demonstrasi besar-besaran di Amerika Serikat hingga berhari-hari.

Bahkan, Presiden Donald Trump sempat dilarikan ke bungker bawah tanah Gedung Putih, saat terjadi demo besar-besaran di Washington DC. Belakangan jadi bahan olok-olok media internasional, dengan menjulukinya ‘bunker boy’.

Laporan CNN International seperti dilansir CNBC Indonesia, hasil pemeriksaan PCR diketahui George terinfeksi virus corona sesuai laporan autopsi di Hennepin, Kamis (4/6/2020).

“Usap hidung post mortem ditemukan positif untuk RNA 2019-nCOV,” tulis laporan itu. Dokter Andrew Baker, pejabat autopso menegaskan, George termasuk orang tanpa gejala. “Hasil otopsi sepertinya merefleksikan kasus asimtomatik tetapi PCR menunjukkan adanya infeksi,” kata Baker.

Namun menurutnya, kematian George tak terkait dengan COVID-19. Sebelumnya dalam otopsi independen, ia disebut meninggal karena dibunuh. Di mana ia menderita sesak nafas lantaran leher dan punggungnya ditekan. Ini menyebabkan tidak ada aliran darah ke otak.

Pria berkulit hitam berusia 46 tahun ditangkap polisi saat hendak bertransaksi dengan uang palsu senilai 20 dolar Amerika, setara Rp 292 ribu. Seperti ditulis AFP, kejadiannya pada 25 Mei, saat hendak membeli sebungkus rokok. Polisi meringkus setelah menerima laporan karyawan toko itu.

Dalam video viral, polisi kemudian menangkapnya. Seorang di antaranya, Derek Chauvin menekan lehernya dengan lutuh meskipun George sudah diborgol dalam keadaan telungkup selama lebih dari tujuh menit. George terlihat kesakitan dan mengaku sulit bernafas.

“Lututmu di leherku. Aku tidak bisa bernapas… Mama. Mama,” ujar George dalam rekaman video itu. Sejumlah warga sebenarnya telah meminta Chauvin melepaskan lututnya, namun tak dihiraukan. Saat dibawa ke Hennepin County Medical Center, George dinyatakan meninggal dunia.

Setelahnya demonstrasi pecah di Minnesota dan sejumlah negara bagian lainnya di Amerika Serikat, bahkan Trump sempat mengirimkan tentara menghalau pengunjuk rasa yang berlangsung anarkis diwarnai dengan penjarahan.

Belakangan terungkap, seperti dilansir BBC, pemilik toko mendaku George termasuk pelanggan tokonya, dan George terbilang merupakan sosok ramah. (*)

Bagikan