angkaberita.id

Kerusuhan Sosial Di Amerika Serikat: Presiden Trump Ngumpet, Anak Walikota New York Ditangkap

seorang warga melinta di lokasi kerusuhan rasial di seattle, negara bagian washington, sabtu (30/5/2020)/foto cnbc/jason redmond

Kerusuhan Sosial Di Amerika Serikat: Presiden Trump Ngumpet, Anak Walikota New York Ditangkap

angkaberita.id– Kerusuhan rasial melanda Amerika Serikat menyusul insiden kematian George Floyd pekan lalu. Bahkan, Presiden Donald Trump terpaksa mengungsi ke bungker bawah tanah di Gedung Putih, setelah bentrokan meluas saat unjuk rasa berujung kerusuhan di sejumlah negara bagian di sana.

Kabar terakhir dari New York, seperti dilansir situs berita time.com, polisi bahkan mengamankan Chiara de Blasio, putri Walikota New York, Bill de Blasio. Sumber di kepolisian yang tak ingin dikutip namanya, kepada Associated Press, kantor berita Amerika Serikat mengatakan, gadis berusia 25 tahun itu ditangkap Sabtu malam.

Laporan penangkapan, seperti ditulis New York Post, setelah putri sang walikota menolak meninggalkan jalanan Manhattan saat petugas kepolisian meminta pengunjuk rasa membubarkan diri. Belakangan Chiara dibebaskan setelah diberikan surat panggilan pengadilan.

walikota new york bill de blasio dan keluarga, termasuk chiara de blassio (paling kanan)/foto via wsj.com

Namun Bill de Blasio tak menyinggung soal penangkapan itu saat memberikan taklimat pers di Balai Kota New York, Minggu (31/5/2020) waktu setempat. Jubir Kota New York juga belum dapat mengonfirmasi kabar itu. Bill de Blasio, Walikota New York, merupakan pasangan birasial. Istrinya berkulit hitam.

Kasus kematian warga Amerika Serikat di tangan polisi bukan kejadian pertama. Dalam tiga kasus terakhir, dua kasus melibatkan petugas kepolisian. Yakni, penembakan seorang petugas IGD di Kentucky, Breonna Taylor (26) saat polisi menggeledah kediamannya mencari sang pacar dalam kasus narkoba.

Kasus George Floyd setelah polisi menangkapnya dengan tuduhan mengedarkan uang palsu. Seorang polisi, dalam tayangan video kemudian viral di media sosial, menindih leher George dengan kakinya selama hampir sembilan menit. “Saya tidak bisa bernafas,” terdengar ratap George saat itu dalam video.

Belakangan George meninggal setelah kejadian itu. Di antara dua kejadian itu, seorang warga kulit hitam Amerika Serikat juga terbunuh saat jogging. Pelakunya ayah beranak berkulit putih. Kasusnya juga viral di media sosial setelah video kejadiannya tersebar luas. Korbannya bernama Ahmaud Arbery.

foto via youtube.com

Laporan Katadata mengutip data situs khusus pendata kekerasan polisi, terungkap warga kulit hitam Amerika Serikat paling banyak menjadi korban kekerasan petugas kepolisian di Negeri Paman Sam, termasuk beberapa di antaranya berakhir dengan kematian.

Temuan lainnya, banyak kasus penembakkan berujung kematian itu justru bukan di negara bagian dengan tinggi kasus kejahatan. Banyak di antara pelakunya tidak diseret ke pengadilan.

Kasus George sendiri baru ditangani serius setelah terjadi protes di jalanan, dengan menuduhnya terlibat pembunuhan tingkat tiga. Maksimal hukuman 25 tahun.

Pengacara George menuntut polisi itu, belakangan dipecat bersama tiga sejawatnya dan dicerai sang istri usai kejadian, dengan pembunuhan tingkat satu. Maksimal hukumannya sesuai hukum Minnesota ialah hukuman seumur hidup tanpa pembebasan, meskipun di sejumlah negara bagian lainnya, maksimal hukuman mati. (*)

Bagikan
Exit mobile version