angkaberita.id

Kasus COVID-19 Tertinggi Di Asia Tenggara, Ada Apa Dengan Panti Jompo Singapura?

merlion, ikon singapura. selain memiliki kasus infeksi covid-19 tertinggi di asia tenggara hingga 22 april 2020, kasus kamatian penghuni panti jompo akibat covid-19 di singapura juga tinggi/foto via singaporetravellers.info

Kasus COVID-19 Tertinggi Di Asia Tenggara, Ada Apa Dengan Panti Jompo Singapura?

angkaberita.id – Deputi Perdana Menteri Inggris, Dominic Raab gelagapan menjawab kritikan kubu oposisi. Keith Starmer, Ketua Partai Buruh Inggris dalam sesi tanya jawab parlemen (PMQ) mengkritik cara pemerintah menangani pandemi COVID-19.

Selain itu, Keith juga mendesak pemerintah menjawab soal banyaknya kasus kematian di panti jompo di Inggris akibat COVID-19, juga kebijakan pemerintah Inggris soal alat pelindung diri (APD) tenaga medis. Belakangan terungkap adanya skandal terkait perusahaan penyedia APD itu.

Dominic Raab, tangan kanan Boris Johnson Perdana Menteri Inggris, datang mewakili lantaran sang bos masih dalam perawatan akibat COVID-19. Raab kelimpungan menjawab pertanyaan bertubi-tubi Starmer soal kondisi tenaga medis di Negeri Ratu Elizabeth II itu.

Tingginya kasus kematian di panti jompo tengah menjadi sorotan di Eropa, sebagian meninggal di rumah sakit saat perawatan, dan tak sedikit ditemukan meninggal di ruang-ruang panti jompo tempatnya menganyam hari tua.

Sebagian terpaksa ditinggal pekerja panti jompo di lokasi akibat kebijakan lockdown di sejumlah negara. Berdasarkan data, kaum lansia paling rentan terinfeksi COVID-19 hingga berujung maut. Sebagian besar di antara mereka berdiam di panti jompo.

Seperti dilansir Statista mengutip riset London School of Economics, sebanyak 60 persen kasus kematian akibat COVID-19 di sejumlah negara di dunia terkait dengan panti jompo. Selain termasuk usia rentan terinfeksi, tinggal di panti jompo juga memungkinkan rawan tertular lantaran kondisi jarak fisik (physical distancing) tak terjaga.

Setidaknya karena dua alasan, berbagi kamar dan makan bersama. Keduanya, dulu sebelum pandemi, diyakini sebagai penguat ikatan batin secara sosial penghuni panti. Tak heran, akibat merebaknya wabah, banyak lansia kini justru kesepian karena larangan berinteraksi satu sama lain.

Laporan LSE mengungkapkan, temuan itu baru sebagian, dan belum mengungkap kondisi secara utuh karena kajian berdasarkan data parsial. Namun demikian, laporan itu cukup menjadi lonceng peringatan bagi pengambil kebijakan di negara bersangkutan.

Ironisnya, temuan kasus terbanyak justru di negara makmur seperti Norwegia. Di Negeri Skandinavia, bersama dengan tetangga Skandinavia-nya diakui dunia sebagai contoh sistem kerahiman sosial (welfare society) terbaik, itu diperkirakan 64 persen kasus kematian akibat COVID-19 terkait lansia di panti jompo.

Begitu juga dengan Kanada dan Irlandia, masing-masing, 57 persen dan 55 persen. Temuan mengejutkan, kasus serupa juga ditemukan di Singapura. Berdasarkan data, hingga 16 April sebanyak 20 persen kasus kematian di Negeri Singa terkait dengan penghuni panti jompo.

Dari 4.427 kasus COVID-19 saat itu, 15 di antaranya penghuni panti jompo di tiga lokasi berbeda. Dari 10 kasus kematian saat itu, 2 di antaranya penghuni panti jompo itu, atau setara 20 persen kasus kematian saat itu.

Sempat mendapat pujian di awal merebaknya wabah COVID-19 berkat penanganan efektif kasus infeksi, kini Singapura justru tertinggi kasus COVID-19 di Asia Tenggara, sudah tembus di angka 10.000 kasus.

Hingga Rabu (22/4/2020) terdapat 10.141 kasus infeksi COVID-19 di Singapura, 1.016 di antaranya kasus baru pada hari itu. Dengan kasus kematian sebanyak 12 orang, terakhir seorang lansia perempuan berusia 84 tahun. (*)

Bagikan
Exit mobile version