Sukses Pecahkan Rekor Box Office Dalam Sejarah, Kenapa Studio Disney Tinggalkan Bioskop?

diam-diam disney, perusahaan film kenamaan amerika serikat telah menyiapkan sekoci menghadapi tantangan zaman, khususnya film streaming dengan meluncurkan disney+. ke depan film disney akan fokus ke rumah dibanding ke gedung bioskop/foto disney.id

Sukses Pecahkan Rekor Box Office Dalam Sejarah, Kenapa Studio Disney Tinggalkan Bioskop?

angkaberita.id – Tahun 2019 benar-benar musim panen Disney Studio, perusahaan film berlogo Mickey Mouse ini menangguk untung besar berkat kesuksesan sejumlah filmnya di gedung bioskop di sekujur dunia.

Bahkan, tahun ini studio film ternama di Hollywood memecahkan rekor pendapatan dalam setahun. Hanya dalam hitungan tujuh bulan tahun ini, Disney telah mengantongi 7,67 miliar dolar Amerika, setara Rp 107,38 triliun dengan kurs per dolarnya Rp 14.000, jauh di atas perusahaan film pesaingnnya.

Kesuksesan itu sekaligus mengekalkan sematan Disney sebagai penguasa jagat perfileman di Amerika Serikat. Namun, prestasi tahun ini agaknya bakal menjadi pencapaian tertinggi sekaligus terakhir di tahun 2019.

will smith saat berakting memerankan jin biru navy di film aladdin. hingga pekan terakhir bulan mei, aladdin merajai box office dunia/foto disney studio via nbcnews.com

Sebab, tahun 2020 Disney berencana mengubah strategi bisnisnya. Tapi, sebelum mengupas alasan di baliknya. Kenapa tahun 2019 begitu sukses bagi Disney? Tak dapat disangkal, selain gelontoran film berkelas dan kekuatan kisah di baliknya.

Film-film Disney penyumbang pundi-pundi perusahaan film rintisan Walt Disney, ini memang mengakar dan mengikuti selera zaman. Sebut saja: Avengers: Endgame. Kekuatan kisahnya mencerminkan semangat zaman.

Tak heran, film ini menangguk pendapatan 2,8 miliar hasil penjualan tiket bioskop di seluruh dunia, setara Rp 39,2 triliun. Kesuksesan ini mengalahkan Avatar, film dengan pendapatan terbesar sepanjang masa sebelumnya.

Kemudian Captain Marvel, juga tak mau kalah. Film ini menyumbang pendapatan 1 miliar dolar atau Rp 14 triliun. Prestasi ini sekaligus menjadikannya film adopsi Studio Marvel tertinggi pendapatannya ke-6 secara global.

Drama suksesi kekuasaan di padang belantara Afrika, saat Simba menggantikan Mufasa, sang ayah sekaligus singa penguasan bumi Tanzania lewat film Lion King. Meski berstatus pengulangan film serupa tahun 1994, rilis tahun 2019 sukses besar.

Begitu juga dengan Aladdin, film produksi ulang dari film versi animasinya. Kesuksesan film, praktis diputar sejak awal tahun hingga menjelang musim panas 2019, produksi Disney terus merajai box office dunia. Film Toy Story 4 produksi Pixar melengkapi kesuksesan Disney dengan membawa pulang 900 juta dolar.

Kesuksesan itu sekaligus mengobati kegagalan Dumbo, si gajah terbang di bioskop dunia. Ibarat senjata andalan, tahun 2019 Disney mengeluarkan senjata andalannya. Sehingga sukses menjadi pemenang. Nah, tantangan tahun 2020 sedikit berbeda.

Senjata andalan Disney diprediksi tak setangguh film produksi tahun 2019. Karena itu, Disney mengubah strategi bisnisnya. Tahun 2020, Disney kemungkinan mengandalkan film adaptasi Mulan dan 101 Dalmatians. Kemudian Black Widow dan The Eternal dari Studio Marvel.

Kemudian Onward dari Studi Pixar. Marvel dan Pixar keduanya menginduk ke Disney Studio. Namun, film-film tadi tak semengakar film Avenger, Lion King atau Toy Story.

Alhasil, Disney menopang film-film tadi dengan film produksi 20th Century Fox, perusahaan film milik konglomerat media Ruppert Murdoch yang telah dijual ke Disney baru-baru ini. Lewat film seperti West Side Story, New Mutants, Bob’s Burgers, dan The King’s Man.

Namun para petinggi Disney sepertinya tak yakin bisa mengulang sukses tahun 2019. Karenanya, tahun depan Disney akan “meninggalkan bioskop” dan mengajak penggila film-filmya menikmati produksinya di rumah lewat sejumlah skema penawaran khusus.

avengers merupakan film paling laris dari disney studio dan merajai box office dunia sepanjang 2019/foto idntimes.com

Ini ditandai dengan peluncuran Disney+, saluran khusus streaming film Disney. Sudah menjadi tradisi Disney, prioritas tahun depan ditandai dengan peluncuran projek tertentu. Nah, tahun depan agaknya Disney fokus ke film streaming.

Strategi ini sekaligus menjadikan riuh persaingan di film streaming. Disney bakal bersaing dengan Netflix, Amazon Prime Video, dan HBO Max milik WarnerMedia. Langkah bisnis Disney meninggalkan bioskop tak main-main, perusahaan membidik kue pendapatan pelanggan yang harus merogoh koceknya 7 dolar per bulan lewat hiburan rumahan.

“Memindahkan film dari bioskop ke streaming, dalam jangka pendek, bakal belum menguntungkan,” kata Matthew Bell, analis industri film. “Namun itu demi memastikan bisnis tetap berjalan,” lanjutnya. Proyek Disney+ ini menargetkan 12 juta pelanggan di Amerika Serikat pada akhir tahun 2020.

Selama lima tahun ke depan, pelanggan dipredikasi bertumbuh hingga 90 juta. Kalangan analis, termasuk Benjamin Swinburne dari Morgan Stanley, Disney+ baru meraup untung, sesuai skenario, pada tahun 2024.

Disney masuk ke gelanggang bukannya tanpa modal, dengan pangsa pasar 40 persen kue industri perfileman, Disney meninggalkan dua pesaingnya Warner Bros dan Universal Studio dengan kue, masing-masing, sebesar 13 persen. (*)

Baca Selengkapnya The Verge Dengan Judul Disney is breaking records with the best box office year in history

Bagikan