Duit Rp 1,78 Triliun Masuk ke Kepri, Batam-Bintan Berebut Kue Pariwisata
angkaberita.id – Pariwisata agaknya bakal menjadi sektor andalan perekonomian di Kepri. Setidaknya merujuk terus bertambahnya hotel dan sarana akomodasi pariwisata serta realisasi investasi di sektor plesiran ini sepanjang 2018.
Perhotelan semisal, berdasarkan data BPS Kepri, kurun 2016-2017 terjadi penambahan 7 hotel dengan jumlah kamar bertambah sebanyak 2.627. Dengan sebaran hotel terbanyak di Batam, yakni 203 unit.
Karimun menyusul di urutan kedua sebanyak 65, Tanjungpinang ketiga sebanyak 45. Kabupaten Bintan memiliki sebanyak 42 hotel. Selebihnya tersebar merata di empat kabupaten lainnya.
Namun secara pertumbuhan, Batam, Bintan dan Lingga paling berkembang. Saat kabupaten dan kota lain berkurang jumlah hotelnya, ketiga lokasi ini justru bertambah hotelnya.
Batam semisal, tahun 2017 terjadi penambahan hotel sebanyak 12 unit. Bintan sebanyak 4 unit. Lingga menjadi 23 hotel, bertambah 3 dari sebelumnya 20 unit di tahun 2016. Namun jumlah kamar, tidak sebanyak di Batam dan Bintan.
Sebaliknya, empat kabupaten dan kota lainnya malah terjadi pengurangan hotel operasional. Karimun paling besar, tahun 2016 sebanyak 72 pada tahun 2017 menjadi 65 hotel. Alias terjadi penghentian operasional sebanyak 7 hotel.
Pun, Tanjungpinang, berkurang satu hotel menjadi 45 pada 2017 dibanding 46 pada 2016. Begitu juga Natuna. Secara total, tahun 2017, di Kepri terdapat 433 hotel dengan jumlah kamar sebanyak 23.821. Jumlah ini meningkat dibanding posisi 2016, sebanyak 426 hotel dengan kapasitas sebanyak 21.194 kamar.
Kabar baiknya, sektor pariwisata Kepri terus memikat pemilik modal berinvestasi di tengah lesunya sektor manufaktur. Secara nasional, Kepri menjadi tiga besar lokasi pilihan investor menanamkan modalnya. Hanya kalah dari Bali dan Jakarta.
Seperti dilansir Katadata, realisasi investasi sektor pariwisata tahun lalu mencapai Rp 20,91 triliun. Realisasi tertinggi di Bali sebesar 655,7 juta dolar atau setara Rp 9,18 triliun dengan asumsi kurs per dolarnya Rp 14.000.
Provinsi DKI Jakarta menyusul di urutan kedua dengan nilai realisasi 200,26 juta dolar atau Rp 2,8 triliun. Provinsi Kepulauan Riau menantang keduanya di urutan berikutnya dengan investasi sebesar 127,03 juta dolar atau Rp 1,78 triliun.
Realisasi investasi 2018, itu mencakup 2.668 proyek Penanaman Modal Asing (PMA) dan 586 proyek Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN). Dengan jumlah penyerapan tenaga kerja, masing-masing, proyek PMA sebanyak 19.574 tenaga kerja dalam negeri, dan PMDN sebanyak 8.424 TKI dalam negeri. (*)