angkaberita.id

Kenapa Popok Hantui Lautan Indonesia? Inilah Fakta di Baliknya

sampah plastik perkotaan, termasuk popok di dalamnya mengancam lautan di tanah air berdasarkan riset bank dunia di 15 kota di indonesia. seekor ikan pari melintas di kumpulan sampah di lautan lepas/foto Brooke Pyke via Mirror.co.uk via nationalgeographic.grid.id

Kenapa Popok Hantui Lautan Indonesia? Inilah Fakta di Baliknya

angkaberita.id-Sampah merupakan produk terpanas seiring mencuatnya isu perubahan iklim dunia, termasuk di tanah air. Popok dan kantong plastik merupakan sampah paling mengancam lautan di sekujur negeri, tidak terkecuali di Kepri.

Laporan Bank Dunia berjudul Indonesia Economic Quarterly: Oceans of Opportunity mengungkapkan setiap harinya negeri ini menghasilkan 105 ribu metrik ton dari perkotaan.

Angka ini, seperti ditulis Katadata, bakal meningkat menjadi 150 ribu metrik ton pada 2025 alias 6 tahun dari sekarang. Sampah kota yang tak terkelola dengan baik akan mengalir ke lautan melalui saluran air.

Sedikitnya 15 kota di Indonesuia bagian tengah dan barat, berdasarkan analisis Bank Dunia pada tahun 2018, mengungkapkan fakta komposisi sampah kota bervariasi.

Penyumbang terbesar sampah perkotaan ialah sampah organik sebanyak 44 persen. Kemudian popok sebanyak 21 persen dan kantong plastik sebanyak 16 persen.

Sampah lain kemasan plastik 9 persen, kaca dan logam 4 persen, terakhir plastik lainnya sebanyak 9 persen. Tak mengherankan, negeri ini menjadi penghasil sampah plastik laut terbesar kedua di dunia setara 1,3 juta ton sampah setiap tahunnya.

Plastik dan popok menjadi momok lantaran, merujuk data Statista, plastik dan popok memerlukan waktu 400 tahun lebih baru bisa terurai di lautan sehingga aman bagi lingkungan. (*)

Bagikan
Exit mobile version