Perang Dunia Kedua Paling Mematikan, Enam Tahun 85 Juta Nyawa Melayang
angkaberita.id – Konflik dan perang terus terjadi sejak dulu. Tak sedikit nyawa menjadi korban akibat peperangan itu. Sejarah modern mencatat, ratusan juta orang menjadi korban selama konflik peperangan itu.
Perang dunia kedua menjadi konflik paling mematikan. Sejarawan mencatat, kendati di antara mereka berbeda versinya, diperkirakan 85 juta nyawa melayang akibat perang antara kubu sekutu melawan kubu Jerman Cs.
Jumlah korban ini, mengutip data statista, lebih banyak dibanding kombinasi jumlah korban perang terjadi selama kurun 1492-2005. Aksi kolonial Spanyol dan Portugal saat menaklukkan benua Amerika tercatat memakan korban jiwa, yakni 55 juta nyawa.
Namun kalau rujukannnya ialah lawa waktu konflik peperangan itu, maka angka jumlah korbannya berbeda. Katakanlah dihitung korban jiwa per tahun selama konflik terjadi. Perang dunia kedua rata-rata menelan korban 14,17 juta jiwa per tahun.
Jauh di atas korban perang saat penaklukkan Semenanjung Iberia, yakni 0,51 juta jiwa per tahun. Lama perang Iberian sekitar 108 tahun, mulai 1492 hingga 1600.
Bandingkan dengan perang dunia kedua, sekitar 6 tahun, berkecamuk mulai 1939-1945 ditandai dengan menyerahnya Jepang usai Amerika Serikat meluluhlantakkan Hiroshima dan Nagasaki dengan bom atom di medan perang pasifik.
Jerman menyerah setelah pasukan sekutu menerobos barikade Normandia, Prancis hingga akhirnya Berlin, pusat pertahanan medan perang di eropa, jatuh ke tangan sekutu. Perang dunia kedua menandai revolusi tatanan dunia dengan sekutu menjadi “penulis” sejarah setelahnya.
Perang dunia pertama, 1914-1918, menjadi episode perang paling mematikan kedua setelah perang dunia kedua, dengan jumlah korban jiwa sebanyak 14,17 juta per selama empat tahun peperangan di sekujur eropa, atau-rata setiap tahunnya jatuh korban jiwa sebanyak 3,75 juta jiwa.
Pemicunya ialahnya ditembak matinya putra makhota Kerajaan Austria-Hungaria saat berada di Balkan oleh seorang nasionalis Serbia, Gavillo Princip. Dengan kekalahan kubu Austria-Hungaria, wilayah kekuasaannya menjelma menjadi sejumlah negara baru di benua Eropa.
Perang 4 tahun ini sekaligus menandai perubahan peta geopolitik eropa. Eropa sejak dulu memang lekat dengan peperangan antara sejumlah kuasa peradaban di sana. Sehingga mengubah terus peta entitas kebangsaan di benua biru itu.
Sebut saja perang 30 tahun, perang 80 tahun hingga perang 100 tahun. Puncaknya ialah perang waterloo di Belgia yang mengakhiri petualangan militer Napoleon Bonaparte, kaisar Prancis dan melucuti kekuasaannya lewat Perjanjian Paris (1815).
Selain perang dunia kedua dan ketiga, jumlah korban jiwa terbesar dalam catatan sejarah ialah perang Bangladesh, pada 1971 antara pasukan Pakistan dengan nasional Bangla. Saat itu, Bangladesh masih bernama Pakistan Timur, usai partisi India dan Pakistan pada 1949.
Dalam perang Bangla ini setidaknya 3 juta nyawa menjadi korbannya sekaligus menempatkannya di urutan ketiga perang paling mematikan di dunia. (*)