angkaberita.id

Dua Tahun Terakhir, Tiga Rekor Politik di Austria Guncang Benua Eropa

persiden austria menunjuk brigitte bierlein, ketua mahkamah konstitusi, menjadi kanselir baru austria hingga pemilu akhir tahun ini. dia menjadi wanita pertama di kursi kanselir austria setelah tumbangnya pemerintahan sebastian kurz akibat skandal ibiza/foto Thomas Kronsteiner/Getty Images via theguardian.com

Dua Tahun Terakhir, Tiga Rekor Politik di Austria Guncang Benua Eropa

angkaberita.id – Dalam dua tahun terakhir, sejak pelantikan Sebastian Kurz sebagai Kanselir Austria pada akhir Desember 2017, setidaknya telah telah tiga rekor politik dibukukan Austria. Terbaru penunjukkan Brigitte Bierlein sebagai wanita pertama penjabat Kanselir Austria.

Dia mengaku terkejut dengan penunjukkan itu, namun berjanji akan merebut kembali kepercayaan publik Austria menyusul terungkapnya Skandal Ibiza belum lama ini.

“Saya akan memenangkan kembali kepercayaan Austria,”janjinya di depan Presiden Austria, Alexander Van der Bellen, saat pelantikan kemairn, seperti dilansir laman theguardian.com.

Skandal Ibiza mengguncang eropa dan mengakhiri pemerintahan Kanselir Sebastian Kurz di Austria. Sepeninggal Kurz, pentolan OVP, setelah gagal mendapatkan kepercayaan parlemen seiring mundurnya mitra koalisi FPO.

Hakim Makhkamah Konstitusi ini akan memimpin pemerintahan sementara hingga pemilu akhir tahun ini memilih kanselir baru. Berbekal mandat, Bierlein langsung menggelar lobi politik dengan sejumlah parpol dan masyarakat sipil di sana.

Presiden memujinya sebagai sosok berhati-hati dan memiliki kompetensi tinggi. Bierlein (69) menjabat Presiden Mahkamah Konstitusi sejak akhir tahun lalu. Sebelumnya sejumlah posisi jaksa dan hakim penting dilakoninya.

Penunjukkannya sekaligus menandai rekor politik kedua di Austria, yakni tersingkirnya Sebastian Kurz dari kursi kanselir akibat mosi tidak percaya di parlemen sekaligus menjadi kanselir pertama tersingkat masa jabatannya di Austria, yakni selama 525 hari.

Kubu oposisi melancarkan mosi lantaran menganggap dia harus bertanggung jawab terhadap skandal yang mengungkap sepak terjang sekaligus manuver politik mitra koalisinya, FPO dengan pihak asing.


Pentolan FPÖ Heinz-Christian Strache di Ibiza tahun 2017/foto via spiegel.de

Dalam rekaman kamera tersembunyi, terungkap bekas ketua FPO dan wakil kanselir, Heinz-Christian Strache melobi investor Rusia membantunya memenangi pemilu parlemen dengan sejumlah kompensasi.

Begitu Skandal Ibiza, demikian nama populernya lantara diduga terjadi di kawasan wisata populer Ibiza di Spanyol, terbit di Der Speigel, majalah politik di Jerman, eropa terguncang.

Tak berapa lama, Kurz meminta sang wakil kanselir mengundurkan diri. Perintah ini langsung dijawab dengan pengunduran diri secara serentak seluruh anggota kabinet dari FPO, sehingga menjadikan kursi mayoritas OVP di parlemen langsung rubuh.

sebastian kurz, mantan kanselir austria. kendati kalah dalam mosi tidak percaya di parlemen austria sehingga terlempar dari kursi kanselir, namun dia berjaya memimpin partainya ovp menjadi pemenang austria di pemilu parlemen uni eropa/foto
Leonhard Föger/Reuters via theguardian.com

Imbasnya, Kurz mengembalikan mandat ke presiden dan mengusulkan pemilu ulang pada tahun ini juga. Saat itu, dia berjanji akan memimpin pemerintahan sementara hingga pemilu susulan. Namun kubu oposisi langsung melancarkan mosi tidak percaya.

Kubu FPO yang kecewa dengan keputusan Kurz langsung “menghukumnya” dengan menyetujui mosi. Sehingga pemerintahan Kurz tumbang dan menandai akhir rekor politiknya sebagai kanselir termuda pertama dalam sejarah politik Austria dan Uni Eropa.

Turunnya Kurz juga menjadi akhir dirinya di tangga pemimpin termuda di dunia. Statista mencatat, Kurz menakhodai Austria dalam usia 31 tahun, bahkan Kurz menjadi termuda di antara pemimpin muda di dunia lainnya. (*)

Bagikan
Exit mobile version