Final Liga Champions 2019, Inilah Fakta-fakta Liverpool dan Tottenham Hotspur (5-Habis)
angkaberita.id – Sejarah Liverpool dan Tottenham Hotspur sejatinya sejarah tentang kejayaan, tragedi dan semangat menjadi terbaik. Kalau Von Clausewitz, dalam karyanya On War (1832) perang ialah politik dengan cara lain, maka menjadi yang terbaik di setiap kompetisi merupakan tujuan ‘politis’ semua klub sepakbola, termasuk Liverpool dan Tottenham Hotspur.
Memang, dalam sepakbola, semangat bertanding lazimnya bertempur medan perang biasa dilakukan guna membakar semangat tanding tim. Namun di atas semuanya, sportifitas sebagai nilai tertinggi dalam olahraga tetap menjadi konvensi tertinggi setiap kompetisi.
Dan, sejarah Liverpool serta Tottenham Hotspur telah lama akrab dengan nilai itu, kendati sejumlah tragedi mengiringi perjalanan mereka mengarungi kompetisi sebagai klub dan sebuah entitas sosial kebanggaan sebuah kota: Liverpool dan London!
Sejak berdiri pada 1892, klub Liverpool lekat dengan kejayaan dan ketenaran, baik lokal maupun internasional. Liverpool merupakan klub paling sukses di Liga Inggris sebelum Machester United di era Sir Alex Ferguson.
Prestasinya, 18 juara Liga Inggris, 8 Piala Liga, 7 Piala FA, 5 Juara Liga Champions dan 3 Juara Piala UEFA. Liverpool atau Si Merah juga merupakan satu di antara sedikit klub legendaris di dunia, dengan 200 klub supporter di sedikitnya 50 negara berbeda.
Liverpool juga tak bisa terpisahnya dari tragedi sepakbola, Heysel 1985 saat final Liga Champions kontra Juventus di Belgia. Kemudian tragedy Hillsborough di level domestik.
Rivalitasnya dengan Everton, klub sekota di Liga Inggris juga menjadi satu di antara sedikit derby terpanas di jagat sepakbola, bersanding dengan derby lainnya seperti AC Milan-Inter Milan, Juventus-Torino dan sebagainya.
Perseteruannya dengan Manchester United atau Manchester United di Liga Inggris selevel dengan duel sengit Real Madrid-Barcelona di Liga Spanyol atau Juventus-Inter Milan di Liga Italia.
Setelah kepindahan Everton ke Goodison Park pada 1892, menjadi muasal sejarah Liverpool. John Houlding, presiden klub Everton saat itu menjadi pemilik hak Stadiun Anfield.
Kabar baiknya, dia tak memiliki klun berkandang di situ. Sebagai sosok pemikir praktis, dia kemudian mengakalinya dengan mendirikan Liverpool agar stadionnya terisi.
Setelah menjadi anggota FA pada 1893 setahun setelah berdirinya, Liverpool promosi ke divisi satu dari sebelumnya klub kelas kampong setelah bermain di divisi dua.
Debut awal liganya menggembirakan, sejumlah tropi selalu menjadi genggaman sehingga menjadikan pamornya melejit sebagai klub mapan di Inggris, dengan catatan menang liga pada 1901, 1906, 1922 dan 1923.
Era Bil Shanky kesuksesan terbesar Liverpool. Nama besar sepakbola kemudian identik dengan Liverpool seperti Kevin Keegan, Kenny Dalglish, Ian Rush hingga terkini Mohammed Salah.
Identik dengan seragam berwarna merah, Liverpool selalu dibanggakan pendudukungnya: You’ll Never Walk Alone!
Sepanjang perjalanan Tottenham Hotspur, klub spesialis juara tropi kelas dua melekat kepadanya. Diawali dengan catatan sejarahnya sebagai klub pertama di Inggris yang memenangi tropi kompetisi di level eropa, dengan menjuarai Piala UEFA.
Selain tropi internasional, di level domestik Spurs juga tak bisa disepelekan. Torehannya, 8 juara Piala FA, 4 juara Piala Liga, sekali juara Piala Winner dan dua kali juara Piala UEFA. Kemudian juara Liga Inggris pada 1951 dan 1961 menjadi sedikit pembeda dalam catatan sejarahnya.
Berdiri pada 1882, pendirinya sejumlah anak sekolah dari Gereja All Hallows. Mereka memilih nama awal Hotspur, namun belakangan diubah lantaran tak ingin rancu dengan klub lebih tua, Hotspur FC menjadi Tottenham Hotspur.
Setelah tresmi masuk Liga Selatan pada 1895 di Inggris, Tottenham langsung menarik perhatian publik. Aksi laganya di kandang tak pernah sepi penonton dan melambungkan namanya sebagai kandidat di setiap kompetisi, meskipun tropi pertamanya baru Piala FA, bukan Liga Inggris, setelah mengalahkan Sheffield United (1901).
Sekaligus menjadikannya klub non Liga Inggris pertama yang memenangi tropi ini. Tahun 1908, Spurs bergabung ke Liga Inggris setelah promosi berjenjang dari divisi dua dan divisi satu.
Berstatus tim promosi, laju Spurs akhirnya tak terbendung. Sejumlah tropi tambahan masuk ke lemari piala, termasuk juara Piala FA pada 1921. Era kejayaannya dimulai pada 1958 saat Bill Nicholson menjadi manajernya.
Sejumlah nama besar juga pernah merumput di sini di antaranya Osvaldo Ardilles, pemain Argentina saat juara Piala Dunia 1978. Kemudian Gary Lineker, Teddy Sheringham hingga Glen Hoddle. Nama paling mutakhir tentu saja Harry Kane, sang kapten timnas Inggris. Prestasi lainnya, pada Piala Dunia 2018, Spurs mengirimkan pemain terbanyak di skuat.
Status spesialis sejalan dengan tekadnya menjadi klub, tak hanya khas dengan warna seragam putihnya, tapi juga ingin menjadi satu-satunya klub bernama Hotspur di antara nama pakem di Liga Inggris seperti United, City, Rovers dan sebagainya.
“In a world full of uniteds, citys and rovers, there is only one hotspur. We are Tottenham Hotspur” : Janjinya kepada khalayak sepakbola dunia! Tahukah Anda sekarang? (*)