Riset Paska Pilpres, Inilah Fantasi Ranjang Pendukung Partai Republik dan Demokrat di Amerika

pilpres amerika serikat 2016 tak hanya mengkontraskan Trump dan Hillary Clinton, tapi juga membelah pendukungnya termasuk urusan ranjang/foto brandforces.com

angkaberita.id – Pemilu presiden tahun 2016 akan dikenang sejarah sebagai pemilu brutal dan mahal di Amerika Serikat, kecuali Pilpres 2012.

Selain membelah warga secara kepartaian, pemilu yang mendudukkan Donald Trump sebagai penguasa Gedung Putih itu, juga mengakibatkan publik Negeri Paman Sam terbelah secara rasial dan agama.

Bahkan, seperti dirilis laman situs rollingstone.com, kondisi itu berimbas ke urusan ranjang. Riset Justin Lehmiller, peneliti di The Kinsey Institute mengungkapkan temuan mencengangkan.

Dalam tulisannya di politico.com, Justin menyatakan soal fantasi ranjang berdasar hasil risetnya, pendukung parpol di Amerika Serikat juga terbelah alias bertolak belakang.

hasil raihan suara pilpres Amerika, Hillary Clinton unggul suara tapi kalah jumlah electoral college. Karenya Trump ditetapkan sebagai presiden/grafis lisacharlotterost.github.io

Menariknya, fantasinya justru tidak berbanding lurus dengan stereotipe masing-masing parpol berdasarkan akar ideologi dan pilihan pemikirannya.

Secara umum, pendukung partai Republik berasal dari kalangan berada, berlatar belakang agama kuat dan menentang aborsi. Publik politik biasa mengidentifikasinya dengan pro life.

Sedangkan konstituen partai Demokrat sebagian besar keluarga kelas menengah, berlatar belakang agama beragam dan mendukung kebebasan individual, termasuk mendukung klinik aborsi sehingga pundit politik di sana melabelinya pro choice.

Hasil temuan riset Justin, politik ternyata membuat urusan ranjang tak keruan. Runyamnya, perbedaan pilihan politik juga tergambar jelas dalam pilihan fantasi urusan ranjang masing-masing pendukung partai itu.

Pendukung partai Republik katanya, cenderung berfantasi liar seperti menjalin hubungan di luar pernikahan. “(Fantasinya) sepertu selingkuh dan tukar pasangan,” kata Justin dalm risetnya.

Tak hanya itu, pendukung partai yang jejak sejarahnya di masa Presiden Abraham Lincoln, ini juga cenderung penasaran berkunjung ke klub tarian telanjang. Sehingga mereka berfantasi melihat penari striptis. Pendeknya urusan bawah perut dengan memanjakan mata (voyeuristic).

Sebaliknya, pendukung partai Demokrat lebih cenderung menyukai fantasi ranjang seperti sado masokis. Kondisi itu tentu berbanding terbalik dengan nilai-nilai yang menjadi fondasi masing-masing partai.

Gajah adalah lambang partai republik di Amerika Serikat menggambarkan konservatif, keledai simbol partai demokrat melambangkan kelincahan/interfaces.com

Demokrat memuja kesetaraan, karenanya bentuk fantasi yang mengumbar dominasi atau penyerahan diri tampak sebagai antithesis dari nilai itu. Sebaliknya Republikan memandang urusan ranjang ialah ikatan batin dari pernikahan dan bentuk kesetiaan terhadap pasangan hidup.

Karenanya, ide fantasi seperti selingkuh meski menciderai keyakinan mereka soal kesetiaan, tapi justru menjadi fantasi paling prioritas. Pendeknya, istilah Justin, selingkuh atau beranjang dengan selain istri atau pasangan lebih menantang.

Tak hanya soal fantasi ranjang, Justin dalam risetnya juga meminta respondennya menjawab, siapa politisi masing-masing partai dukungannya yang menjadi fantasinya soal urusan ranjang. Hasilnya soal ini, masing-masing kubu cenderung akur alias bipartisan.

alur proses pemilihan presiden di amerika serikat/qa.usembassy.gov

Sepertiga responden Demokrat, mereka juga berfantasi bisa beranjanng dengan politikus Republikan. Sedangkan responden Republikan mengaku 17 persen di antaranya tertantang beranjang dengan politikus Demokrat.

Sarah Palin, mantan Gubernur Alaska dan pasangan John McCain di Pilpres Amerika 2008 paling banyak disebut namanya. Kemudian John F Kennedy, Bill Clinton dan Nikki Halley saat ditanyakan ke responden Republikan.

Sedangkan Bill Clinton, Hillary Clinton dan Barack Obama menjadi fantasi para pendukung partai Demokrat. Dalam keterangan, Justin menulis data dikumpulkannya sepanjang 2014-2015, jauh sebelum Donald Trump meramaikan pilpres 2016.

Sekadar tambahan, Nikki Halley dan Sarah Palin merupakan politikus Republikan, Clinton dan Kennedy politikus Demokrat. (*)

Bagikan