angkaberita.id

Sebaiknya Anda Tahu, Inilah 5 Gaya Hidup Perusak Kesehatan Ginjal Anda

makanan olahan ternyata diam-diam berandil terhadap gangguan kesehatan ginjal/foto thinkstock via kompas.com

angkaberita.id – Kasus gagal ginjal termasuk penyakit dengan penderita terbanyak di Indonesia. Namun apa pemicunya sehingga begitu banyak penderitanya belum banyak diketahui publik.

Padahal sebagian pemicunya ialah keseharian mereka sendiri. Gaya hidup yang tidak sehat merupakan penyebab terbesar mengapa organ ginjal mengalami penurunan fungsi.

Berikut lima kebiasaan yang dapat memperburuk kondisi ginjal:

1.Gemar mengonsumsi makanan olahan

Sebagian besar makanan olahan mengandung natrium atau garam yang tinggi. Tak hanya berbahaya bagi jantung, ini juga bisa menyebabkan masalah pada ginjal kita.

Tanda kita telah terlalu banyak mengonsumsi natrium, biasanya kita akan mengeluarkannya saat buang air kecil, yang disertai dengan kalsium.

“Pada gilirannya, memiliki terlalu banyak kalsium dalam urine dapat meningkatkan risiko batu ginjal,” kata James Simon, ahli Nefrologi.

Natrium seharusnya dikonsumsi tak lebih dari 2.300 miligram per hari, namun rata-rata orang bisa mengonsumsi sampai dua kali lipatnya.

“Orang-orang hanya melihat karbohidrat dan lemak serta kalori dalam makanan, tetapi mereka tidak memperhatikan natrium,” kata Simon.

2.Tekanan darah tidak terkendali

“Tekanan darah tinggi tentu menyulitkan kinerja tubuh kita, termasuk ginjal. “ Ginjal pada dasarnya adalah satu set besar pembuluh darah dengan saluran kemih,” kata Simon.

Jika kita memiliki tekanan darah tinggi di pembuluh darah besar, kita memiliki tekanan darah tinggi di pembuluh darah yang lebih kecil. Mengabaikan tekanan darah tinggi hingga tidak terkendali dapat merusak pembuluh darah yang menuju ke ginjal.

3. Merokok

Kebiasaan merokok tak hanya menyebabkan kanker paru-paru. Riset 2012 menemukan berhenti merokok selama 16 tahun atau lebih dapat mengurangi risiko karsinoma sel ginjal, yang merupakan bentuk paling umum kanker ginjal pada orang dewasa.

Tak tanggung-tanggung, risiko tersebut berkurang hingga 40 persen. Apalagi, merokok dapat merusak pembuluh darah, dan meningkatkan risiko tekanan darah tinggi.

4. Kurang minum

Bertolak belakang dengan kepercayaan populer, kita tidak perlu menghabiskan delapan gelas air penuh untuk menjaga ginjal bekerja dengan baik.

Namun, hanya minum air sebanyak satu atau dua cangkir sehari bisa membahayakan organ kita. Kurang minum membuat kita tidak memiliki air yang cukup mengalir keluar sistem untuk menjaga kadar natrium dalam tubuh.

Tubuh yang dehidrasi juga akan lebih sulit menjaga tekanan darahnya naik. “Ginjal sangat sensitif terhadap aliran darah,” kata Simon. Menurutnya, saat kita dehidrasi tekanan darah akan turun dan aliran darah ke ginjal juga turun.

5.Menganggap semua suplemen aman

Hanya karena suatu produk diberi label menggunakan bahan “alami”, tidak berarti itu aman untuk kita, termasuk juga yang mengklaim sebagai herbal dan jamu.

“Ada banyak obat-obatan herbal di luar sana yang berbahaya,” kata Simon. Misalnya, bahan nabati yang disebut asam aristolochic dapat ditemukan dalam obat-obatan tradisional, tetapi dapat menyebabkan jaringan parut di ginjal.

Badan pengawas obat dan makan AS memperingatkan konsumen untuk menghindari produk yang mencantumkan Aristolochia, Asarum, atau Bragantia pada label, karena mereka mungkin mengandung bahan berbahaya. (kompas.com/Ariska Puspita Anggraini /reader’s digest)

Bagikan
Exit mobile version