angkaberita.id

Teror Maut di Selandia Baru, Benarkah Pelaku Juga Mengincar Masjid di Turki?

Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan/Foto Umit Bektas/Reuters via Aljazeera.com

angkaberita.id – Sehari setelah aksi penembakan maut di Masjid Al Noor di Christchurch, Selandia Baru, Jumat (15/3/2019), pemerintah Turki langsung membuka penyelidikan menyusul laporan tersangka penembakan ternyata pernah berkunjung ke Turki.

Seperti dilansir laman situs Aljazeera, Sabtu (16/3/2019) mengutip laporan resmi pemerintah, tersangka penembakan yang menewaskan sedikitnya 49 orang jamaah Salat Jumat di dua masjid terpisah, diketahui beberapa kali berkunjung ke Turki.

“(Pelaku) beberapa kali berkunjung dan tinggal cukup lama di sini,”ungkap pejabat Turki tanpa menyebut tanggal pastinya. Warga Australia berusia 28 tahun ini telah ditangkap kepolisian Selandia Baru dan dibawa ke persidangan dengan dakwaan pembunuhan.

Pejabat Turki itu menambahkan, pelaku kemungkinan sudah berkeliling di Eropa, Asia dan Afrika sebelum melakukan aksinya di Selandia Baru.

Senjata diduga digunakan pelaku penembakan jamaah masjid di Selandia Baru/Foto twitter.com via Intisari.grid.id

“Bisa jadi tersangka (dari Turki) ke negara lainnya,”kata pejabat yang meminta namanya dirahasiakan. Laporan media Turki mengungkapkan manifesto pelaku yang diterbitkan secara online secara khusus juga merujuk Turki, termasuk Hagia Sophia di Istanbul.

Hagia Sophia awalnya gereja sebelum difungsikan menjadi masjid di masa Kekaisaran Turki Usmani. Kini Hagia Sophia menjadi museum. Tak hanya pemerintah Turki, Aljazeera melaporkan pemerintah Bulgaria juga turun menyelidiki kabar itu.

Karena mereka meyakini tersangka kemungkinan juga berkunjung ke Bulgaria pada November 2018. Sekurangnya pelaku terdeteksi tinggal selama sepekan di Bulgaria.

“(Dia) mengunjungi sejumlah situs sejarah dan belajar sejarah negara-negara Balkan,” kata Sotir Tsatsarov, Kepala Jaksa Bulgaria. Pihaknya bakal melanjutkan penyelidikan jika terbukti ada indikasi ke situ.

Selain ke Bulgaria, berdasar penjelasan pihak berwenang, tersangka juga berkunjung ke sejumlah negara Balkan pada Desember 2016 menumpang bus dengan rute Serbia, Kroasia, Montenegro dan Bosnia Herzegovina.

Terpisah, Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan mengutuk keras serangan mematikan itu. Dia juga menyindir dunia hanya diam saat teror mematikan menyasar umat Islam.

“Serangan ini, kebencian terhadap Islam, dunia hanya melihatnya terdiam, meskipun terjadi pembunuhan massal,”kata Erdogan saat menghadiri pemakaman seorang mantan menteri Turki, Jumat. Dia bahkan menyebut, bukan tak mungkin pelaku juga mengincar Turki.

“Pelaku seperti kanker yang menjangkiti masyarakat Barat,”sebutnya. Dia meminta negara-negara Barat bertindak. “Jika tidak kejadian seperti ini bakal berlanjut,”sebutnya. (*)

Bagikan
Exit mobile version