Fri. Apr 19th, 2024

angkaberita.id

Situs Berita Generasi Bahagia

Lima Olahraga Terpopuler Sedunia: Kenapa Sepakbola Paling Populer?

4 min read

sepkabola merupakan olahraga paling populer di jagat. aksi johan cruyff, maestro total football sekaligus legenda sepakbola belanda/foto via elpais.com

Lima Olahraga Terpopuler Sedunia: Kenapa Sepakbola Paling Populer?

angkaberita.id – Sepakbola benar-benar olahraga rakyat! Selain melibatkan banyak pemain, sepakbola juga menyebar di sekujur bumi. Tak heran, sepakbola terus memuncaki daftar olahraga terpopuler di jagat dengan jumlah penggila menembus angka 4 miliar orang!

Lalu apa olahraga terpopuler lainnya di dunia? Berdasar riset worldatlas, bertengger di lima besar dunia ialah bola voli. Dengan penggemar sebanyak 900 juta orang. Bola voli populer di negara belahan barat Eropa dan Amerika utara.

Diciptakan William G. Morgan, warga Amerika Serikat, pada 1895. Saat itu, Morgan merupakan instruktur di organisasi remaja kristen (YMCA). Bola voli ciptaannya mengadopsi elemen permainan lainnya seperti basket, tenis dan bisbol.

Sejak penciptaannya, olahraga ini terus mendunia. Cara bermainnya, dua tim terdiri enam pemain bertanding meraih angka 25 lebih dulu. Istilah lazim di olahraga yang menggunakan jaring sebagai ‘arena pertarungan’ antara lain spiker, tosser, blocker dan libero.

Di urutan keempat ialah tenis lapangan dengan penggemar sebanyak satu miliar orang. Kendati kali pertama dipopulerkan di Prancis, versi berbeda tenis lapangan diyakni telah dimainkan di Mesir, Romawi dan Yunani kuno.

Dari Prancis, olahraga ini menyebar ke penjuru daratan Eropa hingga akhirnya dunia. Cara bermainnya, dua pemain saling berhadapan. Namun kalau nomer ganda, sebanyak empat orang saling berhadapan dan berusaha mengalahkan lawannya dengan melewatkan bola tenis melewati jaring.

Nilai diperoleh jika lawan gagal mengembalikan bola sapuan di lapangan berbentuk segi empat, dengan jenis lapangan mulai rumput, tanah liat hingga gravel alias kereweng.

Hoki menempati ranking ketiga dunia terpopuler dengan jumlah penikmatnya sebanyak dua miliar orang. Olahraga ini populer di Eropa, Afrika, Asia dan Australia.

Versi purwa olahraga ini dimainkan di Inggris pada tahun 1800-an. Sekilas cara bermainnya mirip sepakbola, hanya bedanya pemain menggunakan stik alias tongkat. India, Australia, Pakistan dikenal merajai permainan ini.

Peringkat kedua ialah kriket dengan jumlah fans sebanyak 2,4 miliar orang. Olahraga ini sangat terkenal di Inggris dan negara-negara persemakmuran Inggris.

Muasalnya di Inggris abad ke-16 dan pada abad 18 akhirnya menjadi olahraga nasional. Cara bermainnya, sebanyak dua tim masing-masing terdiri tujuh pemain bertarung mendapatkan nilai paling banyak sebagai paling banyak ‘berlari’.

Kriket sangkat terkenal di bekas koloni Inggris seperti India, Sri Lanka, Bangladesh, Pakistan dan Australia. Olahraga ini juga telah melahirkan pemimpin politik dunia, Imran Khan Perdana Menteri Pakistan merupakan mantan bintang kriket asal Pakistan.

perdana menteri pakistan, imran khan dulunya dikenal sebagai bintan kriket timnas pakistan dan negara-negara persemakmuran inggris/foto via www.dw.com

Hanya sepakbola yang memiliki prestasi serupa dengan George Weah, Presiden Liberia. Dia dulu merupakan bintang klub AC Milan di Italia. Tak sedikit juga pemilik klub bola berkuasa, seperti Silvio Berlusconni menjadi Perdana Menteri Italia.

Nah, sebagai pemuncak singgasana olahraga terpopuler di dunia, sepakbola. Dengan jumlah penggila sebanyak 4 miliar orang. Artinya, 4 dari 7 penduduk bumi menyukai sepakbola. Sekadar informasi, penduduk dunia sebanyak 7,5 miliar (2017).

Artinya, lebih dari setengah populasi dunia menyukai olahraga yang memiliki turnamen akbar setiap empat tahunnya itu, yakni Piala Dunia. Di bawah naungan FIFA, sepakbola telah menjelma menjadi industri dengan perputaran uang hingga triliunan rupiah.

Dia bukan sekadar olahraga rakyat, namun juga sebuah sarana perbaikan kehidupan. Bahkan, bagi sebagian, dia telah menjelma menjadi katarsis dari persoalan sosial.

Tak heran, banyak kisah prestasi dan cerita tragis di olahraga yang dibatasi durasi tanding 2×45 menit itu, kecuali skor pertandingan imbang. Dilanjutkan perpanjangan waktu hingga adu penalti.

Seperti suatu novel, sepakbola juga memiliki genre dan melahirkan protagonis di baliknya. Sebut saja Total Footbal dengan Johan Cruyff atau Catenaccio dengan Enzo Bearzot khas pertahanan gerendel Italia.

Sepakbola juga lekat dengan intrik dan drama, termasuk para mega bintangnya. Dulu, Pele dan Maradona. Terbaru, di level pelatih, tentu saja Mourinho dan Guardiola saat di La Liga saat masih menukangi Real Madrid dan Barcelona.

spartacus, bekas gladiator yang akhirnya memimpin 900 ribu budak memberontak ke romawi/foto viawww.biography.com

Bahkan, dalam taraf tertentu, memelesetkan istilah pakar perang Jerman, Von Clautwitz: “Perang adalah sepakbola dengan cara lain,” merujuk perang antara Guatemala dan Honduras, pecah hanya beberapa jam setelah peluit akhir pertandingan berbunyi.

Di Italia, bahkan sepakbola identik dengan afirmasi politik dan representasi kelas sosial, terutama di klub rival sekota. Sehingga menghasilkan derby panas, sebut saja Juventus-Torino representasi kalangan industrialis dengan kelas buruh.

Lazio dan Roma, keduanya berbasis di Kota Roma, ibukota Italia, identik dengan duel pendukung ideologi Fasis dan Komunis. Tak heran, ada seloroh di sana, seorang baru disebut kaya kalau sudah memiliki klub sepakbola, persis di zaman Romawi dulu dengan tradisi Gladiator hingga munculnya pemberontakan Spartacus!

Kendati Inggris disebut sebagai cikal bakal populernya sepakbola, namun permainan ini sejatinya telah dikenal di China sejak abab ke-2 Masehi. Bahkan, versi lain mengklaim, permainan serupa juga telah dimainkan penduduk Romawi, Yunani dan Jepang.

Meskipun populer di sekujur dunia, sepakbola diyakini mendarahdaging di benua Eropa dan Amerika. Karenanya, piala dunia tak ubahnya duel dua benua itu. Rujukannya tentu saja daftar juara piala dunia sejak dihelat kali pertama, 1930.

Penentuan pemenangnya ialah tim yang mencetak gol lebih banyak, atau meminjam istilah Johan Cruyff, paling sedikit melakukan kesalahan dibanding lawan: Before I make a mistake, I don’t make that mistake! (*)

Bagikan